NO NA: Girl Group Baru Indonesia di Panggung Dunia, Kisah Insiratif Shazfa Adesya

0
0

NO NA, girl group baru asal Indonesia ini, namanya tengah ramaikan kancah musik global di bawah naungan label musik internasional 88rising. Dikenal atas kesuksesannya mengorbitkan talenta Asia ke panggung dunia, 88rising membentuk NO NA dengan empat sosok muda penuh potensi: Baila Fauri, Christy Gardena, Shazfa Adesya, dan Esther Geraldine.

Salah satu anggota yang menarik perhatian adalah Shazfa Adesya, atau akrab disapa Shaz. Sebelum resmi debut sebagai idola, Shaz telah menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Lahir di Jakarta pada tahun 2003, Shaz berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di University of New South Wales (UNSW) Sydney, dengan mengambil jurusan Media, Public Relations & Advertising.

Perjalanan akademisnya dimulai dengan menempuh Foundation Studies di UNSW College, sebuah jalur yang populer bagi pelajar internasional untuk mempersiapkan diri sebelum masuk jenjang universitas. Pilihan Shaz untuk kuliah di luar negeri menjadi bukti nyata bahwa mengejar mimpi di industri kreatif dapat dimulai dari ruang kelas.

Selama masa kuliahnya, Shaz tak hanya fokus pada akademik. Ia aktif membangun portofolio dengan bekerja paruh waktu di Betty’s Burgers, bergabung dengan tim dance kampus DULCET dan EUTONE, aktif sebagai model, serta giat membuat konten digital. Berbagai kegiatan ini tak hanya melatihnya dalam berkomunikasi lintas budaya, tetapi juga membangun rasa percaya diri di hadapan publik, dan memperkuat kemampuan manajemen waktu. Semua pengalaman ini menjadi bekal berharga yang mengantarkannya ke industri hiburan.

Pendidikan tinggi Shaz juga ditopang oleh kualitas kampus tempatnya belajar. UNSW diakui sebagai salah satu universitas terbaik di dunia, bahkan berhasil masuk dalam 20 besar QS World University Rankings 2025. Kampus ini berlokasi di Sydney, kota yang menjadi pusat bisnis dan budaya di Australia. Dengan 65 persen kantor pusat perusahaan besar berada di sana, tak heran jika Sydney menjadi tujuan utama pendidikan bagi banyak pelajar Indonesia. Koneksi industri yang kuat, komunitas pelajar internasional yang aktif, serta beragam kegiatan ekstrakurikuler menjadi daya tarik tersendiri.

Kisah Shazfa Adesya menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar pencapaian gelar, melainkan sebuah proses integral dalam membentuk diri dan mengejar impian. Ia membuktikan bahwa kuliah di luar negeri bukanlah penghalang untuk tetap aktif dan berkembang, baik secara profesional maupun personal.

Bagi pelajar Indonesia yang memiliki impian meniti karier global di bidang komunikasi, kreatif, atau hiburan, jalur pendidikan yang ditempuh Shaz dapat menjadi inspirasi. Kombinasi antara pembelajaran akademik yang berkualitas dan aktivitas non-akademik yang beragam memberikan nilai tambah yang sangat berarti di dunia kerja masa kini.