Nicholas Saputra Mainkan Empat Karakter di Musikal Epik Garin Nugroho “Siapa Dia”

0
0
Sumber: Film Siapa Dia

Dunia perfilman Indonesia kembali menanti karya terbaru dari sutradara maestro Garin Nugroho. Setelah menorehkan reputasi lewat film-film puitis seperti Opera Jawa (2006) dan Kucumbu Tubuh Indahku (2018), Garin kini mempersembahkan musikal epik berjudul “Siapa Dia”. Film ini akan menggelar gala premiere pada 21 Agustus 2025, bertepatan dengan bulan kemerdekaan, sebagai persembahan artistik untuk Indonesia.

Lebih dari sekadar hiburan, “Siapa Dia” menyuguhkan perjalanan sejarah Indonesia melalui perpaduan sinema, musik, dan tari. Garin Nugroho menggunakan kisah cinta lintas generasi sebagai sarana untuk menyingkap denyut budaya populer dan perkembangan sinema nasional, mulai dari masa kolonial hingga era digital.

Dalam peran paling menantang sepanjang kariernya, Nicholas Saputra hadir di “Siapa Dia” sebagai empat karakter dari empat era berbeda, masing-masing membawa kisah cinta, tragedi, serta lagu yang mencerminkan zamannya. Ia didampingi oleh Amanda Rawles, Widi Mulia, Ariel Tatum, Monita Tahalea, Happy Salma, Joanna Alexandra, Dira Sugandi, Cindy Nirmala, dan Gisella Anastasia, yang masing-masing memerankan karakter perempuan dari berbagai generasi.

Film ini merupakan hasil kolaborasi tiga maestro lintas disiplin: Garin Nugroho sebagai sutradara, Faizal Lubis yang menjabat sebagai penata musik sekaligus produser eksekutif, dan Eko Supriyanto sebagai koreografer. Perpaduan musik, tarian, dan sinema menciptakan pengalaman musikal yang tidak hanya merayakan cinta, tetapi juga menyingkap perjalanan sejarah bangsa.

“Siapa Dia” bercerita tentang Layar (Nicholas Saputra), seorang sutradara muda yang sedang mencari inspirasi untuk membuat film musikal. Saat kembali ke rumah buyutnya di sebuah kota kecil, Layar menemukan koper berisi surat-surat dan catatan harian tentang kisah cinta dari buyut, kakek, dan ayahnya. Bersama tim kecilnya, yaitu Denok (Widi Mulia) dan Rintik (Amanda Rawles), Layar berusaha mewujudkan kisah-kisah cinta tersebut menjadi sebuah film layar lebar.

Sumber: Film Siapa Dia

Proses kreatif itu kemudian berubah menjadi sebuah perjalanan magis: Layar tenggelam dalam kehidupan para leluhurnya, mulai dari era kolonial, masa perjuangan kemerdekaan, hingga periode represi Orde Baru, masing-masing dihiasi melodrama cinta, nyanyian, dan tarian. Pada akhirnya, sejarah sinema Indonesia menjadi latar bagi rangkaian kisah cinta lintas generasi, hingga Layar akhirnya menemukan cintanya sendiri di masa kini.

Film ini disusun dalam lima babak, masing-masing menampilkan kisah cinta leluhur Layar dengan nuansa musikal khas zamannya:

  • Prolog: Layar menemukan koper berisi surat-surat cinta dari leluhurnya.
  • Babak 1 (Masa Kolonial): Buyut Layar mengalami kisah cintanya di tengah pertunjukan Lutung Kasarung, yang merupakan film gambar hidup pertama di Hindia Belanda. Lagu utama pada babak ini adalah Nurlela.
  • Babak 2 (Masa Pendudukan Jepang): Kakek Layar bertemu dengan Mui, seorang pejuang perempuan Tionghoa, dan Maria, anggota Palang Merah. Lagu utama: Kopral Jono.
  • Babak 3 (Orde Baru): Ayah Layar menenun kisah cintanya dengan Sari, anak jalanan yang menentang kekuasaan, dan Indah, gadis penyewa komik. Lagu utama: Anak Jalanan.
  • Epilog: Layar berhasil menuntaskan film musikal yang menjadi impiannya.

Setiap babak tidak sekadar menceritakan kisah cinta melodrama, tetapi juga menangkap denyut perkembangan sejarah sinema Indonesia: mulai dari komedi Stamboel dan film gambar hidup era kolonial, propaganda Jepang, sinema pada masa Orde Baru yang terkekang oleh sensor, hingga perkembangan perfilman di era digital saat ini.

Sebagai ikon budaya pop Indonesia, Nicholas Saputra dalam film ini juga menelusuri jejak-jejak budaya populer dari berbagai periode, mulai dari poster lukis, komedi Stamboel, persewaan komik, hingga majalah-majalah yang kini sudah punah. Lapisan meta ini membuat “Siapa Dia” tidak hanya menjadi film musikal yang menghibur, tetapi juga berperan sebagai refleksi perjalanan dan artefak budaya populer Indonesia. 

‘Siapa Dia’ merupakan hadiah kemerdekaan untuk Indonesia. Melalui surat-surat cinta yang menembus generasi, saya ingin menampilkan sejarah bangsa ini bukan semata melalui peristiwa politik, tetapi juga melalui alunan melodrama, musik, dan tarian. “Karena sejarah bukan hanya sekadar catatan, tetapi juga menyimpan perasaan”, ungkap Garin Nugroho. Nicholas Saputra menuturkan, “Memerankan empat karakter dari empat era berbeda merupakan tantangan yang sangat besar. “Saya merasa pengalaman ini bukan hanya tentang berakting, tetapi juga menelusuri perjalanan sejarah sinema serta budaya populer Indonesia”.

Dengan menggabungkan sinema, musik, dan tarian, “Siapa Dia” menghadirkan pengalaman musikal tentang cinta dan sejarah yang belum pernah disaksikan di layar lebar Indonesia. Gala premiere akan digelar pada 21 Agustus 2025, dan film ini segera tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.

“Siapa Dia” lebih dari sekadar film musikal; karya ini berperan sebagai cermin yang merefleksikan perjalanan perfilman dan budaya populer Indonesia. Dengan memadukan kisah cinta lintas generasi, sejarah sinema, dan elemen budaya pop, Garin Nugroho berhasil menghadirkan narasi yang menautkan masa lalu dengan masa kini.

Film ini mengingatkan penonton bahwa sejarah perfilman Indonesia bukan hanya sekadar catatan produksi, tetapi juga refleksi identitas, nilai, dan perasaan kolektif bangsa. Kehadirannya di layar lebar saat ini menjadi tonggak penting untuk memahami bagaimana seni dan budaya terus berkembang, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk menelusuri akar kreatif mereka sendiri.