Jakarta Berada dalam Peringkat 8 Dunia dengan Kualitas Udara Tidak Sehat, Masyarakat Diimbau Waspada

28
0
(Foto: Freepik.com/fanjianhua)

Kabar kurang menggembirakan kembali menyelimuti kualitas udara di Jakarta. Berdasarkan pantauan dari laman IQAir pada Rabu pukul 06.15 WIB, kualitas udara di Jakarta terklasifikasi sebagai tidak sehat bagi kelompok sensitif, menempatkannya pada urutan kedelapan dalam daftar kota-kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Data dari IQAir menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta berada di angka 157. Konsentrasi partikel halus PM2.5 juga tercatat mengkhawatirkan, mencapai 64,6 mikrogram per meter kubik. Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan gangguan pernapasan.

Menyikapi kondisi ini, masyarakat diimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan dan mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan guna meminimalisir dampak buruk paparan polusi udara.

Dalam daftar yang dirilis IQAir, kota Dubai, Uni Emirat Arab, menduduki peringkat pertama dengan kualitas udara terburuk, mencatatkan angka AQI yang sangat tinggi, yaitu 542. Menyusul di urutan kedua adalah Dhaka, Bangladesh dengan AQI 83, diikuti oleh Hanoi, Vietnam di urutan ketiga dengan AQI 173. Kota-kota besar lainnya seperti Delhi, India dan Lahore, Pakistan juga masuk dalam lima besar dengan angka AQI masing-masing 167 dan 161.

Di tengah tantangan kualitas udara ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus berupaya meningkatkan transparansi dan aksesibilitas informasi terkait kualitas udara. Terbaru, DLH DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi yang didukung oleh 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di berbagai wilayah metropolitan Jakarta.

Platform ini menjadi penyempurnaan dari sistem pemantauan sebelumnya dan telah disesuaikan dengan standar yang berlaku secara nasional. Data yang diperoleh dari 31 SPKU tersebut ditampilkan secara real-time melalui platform yang mudah diakses oleh masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi udara di lingkungan sekitar mereka.

Keunggulan platform ini terletak pada integrasi data dari berbagai sumber terpercaya. Selain data dari SPKU milik DLH Jakarta, platform ini juga menggabungkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan Vital Strategies. Kolaborasi ini memastikan informasi yang disajikan lebih komprehensif dan akurat, memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai kualitas udara di Jakarta.

Dengan kondisi kualitas udara yang kurang baik saat ini, penting bagi seluruh masyarakat Jakarta untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan. Mengikuti imbauan untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan serta memanfaatkan platform pemantau kualitas udara yang telah disediakan oleh pemerintah dapat menjadi langkah proaktif dalam menjaga kesehatan di tengah tantangan polusi udara.