“Persediaan beras kami sudah menipis dan kami juga kesulitan untuk membeli lauk-pauk, karena jalan menuju ke pasar sudah rata dengan genangan air,” kata salah seorang warga Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulsel Hastati Badawi saat dikonfirmasi mengenai kondisi warga yang terkena banjir, Kamis.
Selain kebutuhan konsumsi yang kurang, lanjut dia, pakaian kering juga sangat dibutuhkan warga, karena rata-rata pakaian mereka sudah basah bahkan ada yang tersapu banjir.
“Pihak PMI sudah datang memberikan layanan obat-obatan dan bersama Dinas Kesehatan setempat memberikan layanan kesehatan bagi warga yang terserang diare, influenza dan batuk-batuk,” katanya.
Hal senada dikemukakan warga Desa Kampiri, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sulsel Indo Imang.
Dia mengatakan, meskipun layanan obat-obatan sudah mulai berdatangan, namun bantuan makanan jadi seperti mi instant dan bubur instant masih cukup minim. Termasuk kebutuhan pakaian, selimut dan popok untuk bayi.
Sementara itu, berdasarkan data yang dilansir PMI Sulsel diketahui, Danau Tempe di Kabupaten Wajo, Sulsel meluap akibat hujan yang mengguyur hampir dua perakhir terakhir dan merendam sekitar 2.485 rumah yang terbear di empat kabupaten yakni Kabupaten Wajo, Sidrap, Soppeng dan Bone.
Banjir terparah terjadi di Kelurahan Salome, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulsel dengan ketinggian genangan air hingga tiga meter.
Adapun rumah yang tergenang di wilayah tersebut sebanyak 443 rumah dengan 529 Kepala Keluarga atau 1.963 jiwa. Selain itu sarana ibadah yakni dua masjid ikut terendam, dua sekolah dan 409 rumah tenggelam.
Sumber: Kantor Berita ANTARA