Musisi Teddy Adhitya kembali menghadirkan karya segar bagi penikmat musik Tanah Air melalui perilisan single terbarunya berjudul “Jaga Nafas” pada 19 November 2025. Karya ini bukan sekadar lagu biasa kehadiran White Chorus, duo electro-pop asal Bandung, membuatnya semakin berwarna dan penuh jiwa. Kolaborasi tersebut menyatukan karakter musikal Teddy yang intim dan penuh perenungan dengan nuansa elektronika khas White Chorus, menghasilkan komposisi yang lembut sekaligus megah.
Di balik alunan melodinya yang hangat, “Jaga Nafas” membawa misi penting menyuarakan perhatian terhadap kondisi lingkungan. Lagu ini menjadi medium bagi Teddy dan White Chorus untuk menyampaikan kritik halus terhadap kerusakan alam yang terus terjadi, sekaligus mengajak pendengar berhenti sejenak, merenung, dan mengingat kembali peran manusia sebagai penjaga bumi. Melalui pendekatan lirik yang puitis dan atmosfer musik yang emosional, “Jaga Nafas” hadir bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pengingat bahwa alam adalah sumber kehidupan yang harus dijaga nafas yang kita hirup bersama.
Teddy Adhitya menjelaskan bahwa “Jaga Nafas” lahir dari keresahan yang terus tumbuh terhadap kondisi lingkungan di Indonesia. Ia melihat semakin seringnya berita tentang kerusakan alam, eksploitasi sumber daya, hingga kehancuran ekosistem yang kian meluas. Ironisnya, meski Indonesia kerap disebut sebagai salah satu “paru-paru dunia”, kerusakan tersebut justru terus terjadi tanpa henti. Kegelisahan inilah yang akhirnya mendorongnya menuangkan pesan ekologis melalui musik.

Hal itu tercermin jelas sejak bait pembuka lagu, yang memuat lirik tajam, “Coba kau lihat pohon-pohon yang berjatuhan, hidup ditanami keuntungan mematikan”. Baris tersebut menyoroti bagaimana pohon yang selama ini menjadi lambang kehidupan tumbang demi kepentingan ekonomi yang justru membawa ancaman. Melalui kalimat tersebut, Teddy memberi kritik tegas pada praktik eksploitasi alam yang merugikan masa depan.
Namun, “Jaga Nafas” tidak hanya menghadirkan protes. Lagu ini dirancang sebagai undangan bagi pendengar untuk merenung dan menilai kembali kontribusi masing-masing dalam merawat bumi. Teddy menekankan bahwa karyanya ini bukan dibuat untuk menggurui, melainkan sebagai ajakan bersama agar kita lebih sadar akan tanggung jawab dalam menjaga lingkungan yang menjadi sumber kehidupan.
Kolaborasi Teddy Adhitya dengan White Chorus (Emir dan Friska) terbangun dari kebutuhan artistik yang sangat spesifik. Awalnya, Teddy menggarap “Jaga Nafas” seorang diri, mulai dari penulisan hingga produksi awal. Namun semakin lagu itu berkembang, ia merasa ada ruang emosional yang belum sepenuhnya terisi. Ia membayangkan hadirnya sentuhan vokal perempuan untuk memberikan lapisan perasaan yang lebih lembut dan mendalam. Dari situlah White Chorus masuk sebagai pilihan yang tepat bukan hanya karena warna vokalnya yang unik, tetapi juga karena kemampuan mereka menangkap sensitivitas musikal yang ingin ditonjolkan Teddy.
Keterlibatan White Chorus dalam proyek ini pun tidak sekadar menjadi pengisi suara. Duo asal Bandung tersebut ikut turun langsung dalam proses kreatif, mulai dari berdiskusi tentang arah produksi, menyempurnakan dinamika vokal, hingga bertukar rekaman secara digital. Karena masing-masing berada di lokasi berbeda, seluruh proses berjalan hampir sepenuhnya secara daring. Namun, keterbatasan jarak itu justru tidak menghambat intensitas kerja sama mereka. Komunikasi yang cair membuat pertukaran ide berlangsung lancar, dan setiap elemen lagu berkembang dengan kolaborasi yang berlapis.
Dengan karakter suara Emir yang hangat dan Friska yang atmosferik, White Chorus memberikan dimensi baru pada “Jaga Nafas”. Kehadiran mereka memperkaya tekstur musik, mempertebal nuansa emosional, dan menghadirkan harmoni yang tidak dapat dicapai Teddy seorang diri. Kolaborasi ini membuktikan bahwa Teddy dan White Chorus bukan hanya bertemu sebagai penyanyi, tetapi sebagai sesama kreator yang saling melengkapi. Sinergi tersebut menjadikan “Jaga Nafas” bukan sekadar single kolaborasi, melainkan karya yang lahir dari penyatuan visi dan rasa.

Salah satu aspek paling kuat dari “Jaga Nafas” adalah pesan lingkungan yang disampaikan melalui liriknya. Teddy Adhitya dan White Chorus tidak hanya menghadirkan komposisi yang indah, tetapi juga menuntun pendengar untuk memikirkan kembali masa depan bumi, khususnya tentang apa yang akan kita tinggalkan bagi generasi berikutnya jika kerusakan alam terus dibiarkan. Pesan tersebut ditegaskan melalui sejumlah baris lirik yang penuh metafora dan refleksi, seperti “Jaga nafas ibu bumi yang lahirkan kita semua” yang menempatkan alam sebagai sosok ibu yang memberi kehidupan, serta “Hidupku hidupmu dan yang akan datang” yang mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga lingkungan bukan terbatas pada generasi hari ini, tetapi juga bagi mereka yang akan mewarisi dunia ini. Lirik lain seperti “Coba kau dengar bisu laut yang mengeruh … Tak cukup doa untuk selamatkan dunia” menunjukkan betapa parahnya kerusakan laut dan menegaskan bahwa perubahan tidak akan terjadi hanya dengan berharap dibutuhkan aksi nyata. Keseluruhan pesan tersebut menjadi ajakan agar pendengar memahami bahwa merawat bumi bukanlah pilihan tambahan, tetapi sebuah kewajiban bersama demi kelangsungan hidup seluruh makhluk.
Single “Jaga Nafas” dirilis melalui TED Records, sebuah label independen yang didirikan oleh Teddy Adhitya sendiri. Label ini bekerja sama dengan KithLabo, divisi Believe Artist Services di Indonesia, untuk mendistribusikan lagu tersebut. Pendekatan rilis independen ini menunjukkan komitmen Teddy terhadap kebebasan kreatif dan kontrol penuh terhadap pesan yang ingin disampaikan melalui musiknya.
Teddy Adhitya adalah musisi solois yang dikenal dengan lirik puitis dan melodi lembut. Sebelumnya, ia merilis album penuh berbahasa Indonesia yang berjudul semua, semua.. Kariernya memang kerap menjelajahi tema-tema emosional dan kontemplatif, sehingga “Jaga Nafas” menjadi perpanjangan dari identitas artistiknya dalam menulis lagu-lagu bermakna.
Sementara itu, White Chorus (Emir dan Friska) telah menunjukkan proses pendewasaan artistik dalam karier mereka. Dalam mini-album terbaru, mereka mengeksplorasi karakter musikal yang dewasa, menggabungkan elemen gitar alternatif dan beat UK garage dengan lirik reflektif. Kemampuan vokal dan ekspresi musikal mereka membuat kolaborasi dengan Teddy sangat masuk akal dan kuat secara kreatif.
Dengan kehadiran “Jaga Nafas”, Teddy Adhitya dan White Chorus menunjukkan bahwa musik dapat menjadi ruang yang kuat untuk membangun kesadaran bersama. Mereka tidak hanya menyajikan karya yang hangat secara emosional, tetapi juga menyelipkan pesan penting tentang kesehatan bumi dan tanggung jawab manusia di dalamnya. Melalui perpaduan vokal yang menyentuh dan lirik penuh makna, keduanya berhasil menghadirkan sebuah karya yang melampaui hiburan lagu ini menjadi ajakan reflektif untuk melihat kondisi alam yang kian memprihatinkan dan memahami bahwa keberlangsungan hidup bergantung pada bagaimana kita menjaganya.
Bagi siapa pun yang mendengarkan, “Jaga Nafas” dapat menjadi pengingat untuk meluangkan waktu sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan menimbang kembali kontribusi pribadi terhadap lingkungan. Tidak perlu langkah besar untuk memulai; tindakan kecil sekalipun memiliki dampak jika dilakukan dengan kesadaran. Harapannya, pesan yang dibawa lagu ini mampu mendorong perubahan cara pandang dan memicu aksi yang lebih nyata baik dalam skala individu maupun komunitas. Pada akhirnya, “Jaga Nafas” hadir sebagai seruan lembut bahwa bumi adalah sumber kehidupan kita, dan menjaga kelestariannya berarti menjaga masa depan bersama.





![Cerita di Balik Syuting Petualangan Sherina 2! [NGOBROL BARENG] Cerita di Balik Syuting Petualangan Sherina 2! [NGOBROL BARENG]](https://iswaranetwork.com/wp-content/uploads/2023/10/Cerita-di-Balik-Syuting-Petualangan-Sherina-2-NGOBROL-BARENG-180x135.webp)










