Raim Laode Bawakan Ulang Lagu Chrisye “Pergilah Kasih” dengan Sentuhan City Pop yang Segar

1
0
Sumber: VOI

Musisi dan aktor Raim Laode kembali mencuri perhatian publik setelah merilis ulang lagu legendaris milik Chrisye, “Pergilah Kasih”, dalam versi City Pop yang terasa segar, modern, dan menenangkan. Proyek ini bukan sekadar remake, tetapi juga sebuah bentuk penghormatan kepada ikon musik Indonesia yang telah menginspirasi banyak generasi.

“Pergilah Kasih” pertama kali dipopulerkan oleh Chrisye pada tahun 1989 lewat album Pergilah Kasih. Lagu ciptaan Tito Soemarsono ini dikenal karena kekuatan liriknya yang sederhana namun emosional, menggambarkan ketulusan dan keikhlasan seseorang yang rela melepas cinta demi kebahagiaan orang lain.

Selama lebih dari tiga dekade, lagu ini menjadi bagian penting dari sejarah musik Indonesia dan terus dinyanyikan ulang oleh berbagai musisi lintas generasi. Kini, Raim Laode menghadirkannya kembali dengan pendekatan yang tak terduga balutan City Pop, genre yang kini sedang naik daun di kalangan pendengar muda Indonesia.

Dalam wawancara dengan Liputan6, Raim Laode mengungkapkan bahwa proyek ini lahir dari kekagumannya terhadap sosok Chrisye dan kekuatan lagu-lagunya yang dianggapnya “tidak lekang oleh waktu”. Menurut Raim, “Pergilah Kasih” memiliki pesan universal yang bisa dirasakan oleh siapa pun, di era mana pun. Ia bercerita bahwa dirinya tumbuh dengan mendengarkan lagu-lagu Chrisye dari orang tuanya, dan kini ingin agar generasi muda juga bisa menikmati karya yang sama namun dengan rasa yang berbeda.

Sumber: RRI

Raim menegaskan bahwa ia tidak berniat menyaingi atau menggantikan versi asli, melainkan memberikan interpretasi baru yang dapat menjadi jembatan bagi pendengar muda untuk mengenal lebih dekat karya legendaris Chrisye. Bersama tim produksinya, ia membangun ulang aransemen lagu ini dari nol mengganti nuansa balada menjadi gaya City Pop yang hangat, bernostalgia, namun tetap setia pada esensi lirik aslinya.

City Pop merupakan genre musik yang populer di Jepang pada era 1980-an, dikenal dengan karakter musik yang ringan, penuh groove, dan bernuansa “kota malam”. Genre ini memadukan unsur jazz, funk, soul, dan pop dalam satu kesatuan yang elegan dan santai. Dalam beberapa tahun terakhir, City Pop kembali mengalami kebangkitan berkat platform seperti YouTube dan TikTok yang memunculkan kembali lagu-lagu legendaris seperti “Plastic Love” milik Mariya Takeuchi.

Raim Laode, yang selama ini dikenal lewat gaya akustik dan balada, memilih City Pop karena merasa genre tersebut mampu mewakili sisi lembut dan positif dari “Pergilah Kasih”. Ia ingin lagu tersebut terdengar menenangkan, bukan menyedihkan, karena menurutnya, inti dari lagu itu adalah tentang keikhlasan, bukan kehilangan. “Aku ingin lagu ini terdengar menenangkan, bukan menyedihkan. Karena pada dasarnya, lagu ini tentang keikhlasan bukan kehilangan”, ujar Raim kepada Detik.

Transformasi lagu “Pergilah Kasih” versi Raim Laode dilakukan dengan sangat hati-hati. Dalam proses kreatifnya, Raim bekerja sama dengan produser muda yang memahami arah musik retro-modern untuk menghadirkan sentuhan baru tanpa menghilangkan jiwa lagu aslinya. Mereka menggunakan synthesizer analog, bass lembut, serta drum elektrik guna menciptakan tekstur suara khas City Pop yang halus dan bernuansa nostalgia, namun tetap mempertahankan aura sentimental karya Chrisye.

Vokal Raim disajikan dengan lembut dan natural, tanpa dibuat terlalu teatrikal, agar pesan emosional dalam liriknya tetap terasa tulus dan dekat dengan pendengar. Hasilnya adalah versi “Pergilah Kasih” yang terdengar lebih chill, modern, dan mudah dinikmati di berbagai suasana baik saat perjalanan sore hari maupun momen refleksi pribadi. RRI bahkan menulis bahwa “Raim Laode berhasil mengubah lagu galau menjadi lebih chill tanpa kehilangan kedalaman emosinya”.

Tak hanya menghadirkan aransemen baru, Raim Laode juga merilis video musik resmi “Pergilah Kasih” di kanal YouTube-nya. Video tersebut menampilkan atmosfer urban yang lembut dengan dominasi warna pastel, cahaya jingga sore, dan potongan kisah sepasang anak muda yang berjuang menghadapi perpisahan. Visualnya berhasil memperkuat pesan keikhlasan yang menjadi inti lagu, sekaligus menegaskan estetika City Pop yang khas dengan nuansa retro dan sinematik. Banyak penggemar memuji konsep video musik ini karena tampil sederhana namun emosional, serta terasa sangat selaras dengan aransemen barunya yang menenangkan dan penuh kehangatan.

Membawakan ulang lagu legendaris sepopuler “Pergilah Kasih” tentu bukan langkah yang mudah bagi Raim Laode. Sosok Chrisye dikenal memiliki karakter vokal yang khas, teknik bernyanyi yang lembut, serta kharisma panggung yang sulit ditandingi. Raim pun mengaku sempat merasa ragu ketika ide untuk mengaransemen ulang lagu tersebut pertama kali muncul. “Aku sempat takut, karena ini lagu besar. Tapi aku yakin kalau niatnya tulus dan hasilnya menghormati karya aslinya, pasti bisa diterima”, ungkapnya.

Keraguan itu perlahan sirna setelah lagu dirilis. Meski beberapa penggemar sempat skeptis di awal, banyak yang akhirnya mengubah pandangan mereka setelah mendengarkan versi lengkapnya. Kolom komentar di kanal YouTube Raim pun dipenuhi pujian, dengan tanggapan seperti “versi ini bikin tenang banget” dan “kayak nostalgia tapi fresh”, menunjukkan bahwa interpretasi baru ini berhasil menyentuh hati pendengar lintas generasi.

Sumber: Dewatiket.id

Secara lirik, “Pergilah Kasih” tetap dipertahankan utuh tanpa perubahan berarti. Namun dengan ritme yang lebih santai dan aransemen bernuansa City Pop, lagu ini memunculkan emosi yang lebih menenangkan ketimbang menyedihkan. Jika versi Chrisye dahulu terasa seperti perpisahan yang pahit, versi Raim Laode justru terdengar seperti pelukan terakhir yang damai lembut, tulus, dan penuh penerimaan.

Melalui aransemen barunya, pendengar diajak merasakan makna “melepaskan dengan keikhlasan”, bukan “kehilangan dengan kesedihan”. Raim menegaskan bahwa ia ingin versinya memberikan rasa hangat, bukan duka. “Aku ingin orang mendengar lagu ini dan merasa hangat, bukan hancur”, tutur Raim dengan penuh keyakinan.

Keputusan Raim Laode untuk merilis ulang “Pergilah Kasih” semakin memperkuat citranya sebagai musisi yang berani bereksperimen namun tetap menghormati akar tradisi musik Indonesia. Setelah sebelumnya dikenal luas lewat lagu “Komang” yang mendunia, langkah ini menandai kedewasaan musikal Raim menunjukkan bahwa ia tidak sekadar mengikuti tren, melainkan juga berupaya merawat dan menghidupkan kembali warisan musik legendaris tanah air.

Versi City Pop dari “Pergilah Kasih” ini juga membuka peluang baru bagi Raim untuk menjangkau audiens lintas generasi, mulai dari para penggemar setia Chrisye hingga pendengar muda yang menyukai musik indie-pop modern. Seperti yang ditulis salah satu media musik independen, “Raim Laode membuktikan dirinya bukan hanya penyanyi dengan suara lembut, tapi juga pengolah rasa”.

Ada makna yang lebih besar di balik langkah Raim Laode membawakan ulang “Pergilah Kasih.” Dalam ekosistem musik modern yang serba cepat, karya-karya klasik seringkali terlupakan oleh generasi baru. Melalui versinya yang segar dan relevan, Raim tidak sekadar menciptakan aransemen baru, tetapi juga membangun jembatan antara dua generasi musik mereka yang tumbuh bersama Chrisye dan mereka yang hidup di era digital sekarang.

Versi City Pop ini menjadi bukti bahwa musik Indonesia mampu beradaptasi, berevolusi, dan tetap memiliki daya tarik lintas zaman. Lebih dari sekadar nostalgia, langkah Raim menunjukkan bahwa “membawakan ulang” bukan berarti mengulang masa lalu, melainkan menafsirkan kembali dengan cara yang terasa hidup, jujur, dan kontekstual di masa kini.

“Pergilah Kasih” versi Raim Laode menjadi bukti nyata bahwa karya besar tidak pernah benar-benar berakhir. Melalui aransemen City Pop yang segar, balutan vokal lembut, serta produksi yang matang, Raim berhasil menghidupkan kembali lagu legendaris Chrisye dalam wujud baru tanpa menghilangkan makna aslinya. Versi ini terasa seperti surat cinta untuk musik Indonesia sebuah penghormatan terhadap warisan masa lalu sekaligus jembatan menuju masa depan.

Dalam interpretasi Raim, “Pergilah Kasih” berubah dari nostalgia yang melankolis menjadi ketenangan yang meneduhkan, membuktikan bahwa musik yang tulus selalu menemukan cara untuk tetap relevan di setiap generasi.