Jakarta (25/10/10) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan jajarannya  untuk mengantisipasi aktivitas gunung merapi. Dalam keterangan pers sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok dan Vietnam, di Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta, hari ini, Presiden Yudhoyono meminta Menko Kesra Agung Laksono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB Syamsul Maarif untuk melakukan tindakan antisipasi atas kemungkinan meletusnya gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua pejabat juga akan diminta segera meninjau sekitar lokasi merapi, dan berkoordinasi dengan Gubernur DIY dan Gubernur Jawa Tengah, untuk mengambil upaya antisipasi yang harus dilaksanakan minggu ini juga.
I-listeners, status gunung Merapi mulai hari ini dinaikkan dari siaga menjadi awas. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, di Yogyakarta, hari ini, mengatakan kenaikan status dilakukan, menyusul peningkatan gempa vulkanik dan guguran kubah lava yang mencapai 194 kali.
Dengan adanya kenaikan status ini, penduduk di 30 dusun yang berjarak sekitar 10 kilometer dari puncak Merapi, mulai di Klaten, Sleman dan Magelang mulai diungsikan ke tempat yang lebih aman. Ketua Posko Utama penanggulangan bencana alam Kabupaten Sleman Yogyakarta, Widi Sutikno, hari ini, mengatakan setidaknya ada 400 penduduk rentan letusan Merapi yang terdiri dari lansia, ibu hamil dan anak-anak mulai diungsikan ke barak.
Khusus untuk Kabupaten Sleman, total ada 13.600 penduduk di 7 desa daerah rawan bencana Merapi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sendiri memperkirakan, arah luncuran lava pijar akan lebih dominan menuju ke arah selatan Merapi.(bas/ajg/wur)