Jakarta [30/06] – Pemerintah memastikan ada perkembangan positif dari renegoisasi harga jual Gas Tangguh yang dijual ke Tiongkok. Sebelumnya, pada 2002, kontrak Indonesia dengan Tiongkok harga jual Gas Tangguh hanya 2,7 dollar per MMBTU [British Thermal Unit].
Dalam pengantar Sidang Kabinet Terbatas bidang Perekonomian di Kantor Presiden Jakarta, Senin [30/06], Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan renegoisasi tidak mudah karena berkaitan dengan kontrak yang sudah ditandatangani.
“Oleh karena itu kita masih berjuang dengan Tiongkok dan 2012 saya didampingi saudara-saudara kita kembali mengingatkan Tiongkok bahwa negosiasi untuk harga jual Gas Tangguh itu perlu dilakukan untuk keadilan,” kata SBY.
Sebab, menurut SBY, Indonesia tidak ingin menjadi pihak yang dirugikan atas penjualan Gas Tangguh ini. “Memang kontrak. Kontrak kita hormati. Tetapi selalu ada ruang untuk renegosiasi,” ujarnya.
Namun, hasil terbaru hasil pembicaraan dengan Tiongkok, didapatkan persetujuan baru soal harga. Mengenai berapa harga jual baru gas asal Tangguh, Presiden belum menyebutnya.
Perjanjian penjualan Gas Tangguh untuk Tiongkok ditandatangani Presiden Megawati pada tahun 2002 dengan mematok harga flat yang sangat murah, yaitu 3,3 dolar AS per juta British Thermal Unit selama 20 tahun. ¬´ [foto Antara]