“Sejak manajemen perkebunan mengganti tanaman teh ke tanaman sawit diduga sebagai penyebab desa kami sering dilanda air bah waktu musim hujan,” ungkap Adi dan Rahmat, warga Dusun Suka Mulia Nagori Pinang Ratus, Senin.
Sewaktu masih kebun teh ujar Adi, jalan di kawasan perkebunan Bah Birong Ulu tidak pernah banjir meskipun hujan deras hanya becek karena merupakan jalan tanah, tidak memakai perkerasan jalan.
Setelah pergantian tanaman di tahun 2000-an, di satu titik jalan penghubung desa ini dengan Nagori Parmonanagan longsor, sehingga masyarakat membuat jembatan seadanya dan dipermanenkan oleh pemerintah, papar ayah empat anak ini.
“Namun tidak bertahan lama karena derasnya air yang mengalir dari kawasan perkebunan. Kini jembatan itu telah diperbaiki dengan swadaya masyarakat sendiri,” kata Adi.
Jembatan yang terbuat dari batang kelapa dan dibangun di sebelah jembatan beton yang rubuh lanjut Adi, dikhawatirkan tidak bertahan lama pada musim penghujan karena kelabilan struktur tanah yang bercampur pasir.
“Harus dibangun jalur air secara permanen supaya tidak mengikis tanah, lalu perbaikan jembatan supaya roda perekonomian warga di desa kami bisa lancar dan hargan hasil bumi tidak rendah,” harap Adi.
Sumber: Kantor Berita ANTARA