Untuk itu pengamat ekonomi Sumut, M.Ishak di Medan, Senin, mengungkapkan “Perlu dievaluasi (kecuali Singapura), produk yang dihasilkan Sumut dengan Thailand dan Malaysia semuanya hampir sama,” katanya. Indonesia, Malaysia dan Thailand misalnya sama-sama penghasil minyak sawit mentah, karet dan hortikultura. Adapun impor Sumut dari Singapura yang tetap naik menunjukkan indikasi masih banyaknya perdagangan yang belum dilakukan secara langsung. “Sudah seharusnya impor dari negara-negara yang menghasilkan produk sama ditekan apalagi mendekati era komunitas ASEAN pada 2015. Jangan sampai Sumut menjadi pasar produk Malaysia dan Thailand,” katanya.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark Saor Pardamean, menyebutkan, impor Sumut pada Januari 2014 memang naik 7,98 persen dan terbanyak dari Singapura, Tiongkok dan Malaysia. Pada Januari 2014, nilai impor mencapai 437,660 juta dolar AS dari periode sama 2013 yang tercatat 405,327 juta dolar AS. “Kenaikan impor terutama dari bahan baku,” katanya. Nilai impor yang naik pada Januari itu disumbang meningkatnya impor dari Singapura dengan persentase cukup besar yakni 63,49 persen. Dia menyebutkan, defisit neraca perdagangan Sumut-Singapura mencapai 118,002 juta dolar AS, sedangkan dengan Malaysia senilai 40,442 juta dolar AS dan Thailand 20,070 juta dolar AS.
Sumber: Kantor Berita Antara
Sumber foto: Kontan.co.id