Jakarta (10/1) Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri menyoroti problema dasar kegagalan negara dalam meletakan dasar-dasar bagi pencapaian kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. Dalam beberapa tahun ini terlihat pemerintah terlalu sering menampilkan keberhasilan statistik makro ekonomi, padahal kemiskinan dan tingkat pengangguran masih tinggi dan terjadinya kenaikan harga berbagai kebutuhan dasar yang sudah melebihi daya beli rakyat. Dalam pidato politik pada perayaan Ulang tahun ke-38 PDI Perjuangan, di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, hari ini,  Megawati mengatakan “kalau kondisi ini dibiarkan bisa menyebabkan rakyat frustasi, karena tidak mampu menanggung beban hidup yang semakin berat.” Megawati meminta pemerintah menghentikan publikasi keberhasilan indikasi makro ekonomi dan menggantinya dengan gerakan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada kekuatan rakyat. Ketua umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, juga menyoroti munculnya kasus mafia pajak Gayus Tambunan sebagai akibat dari penegakan hukum di Indonesia yang tebang pilih. Menurutnya, Gayus sudah pasti memiliki banyak hal yang bisa diselidiki, tapi hal itu justru sangat lama ditindaklanjuti. Yang muncul malah komentar yang terlalu banyak yang mengesankan politisasi kasus di luar jalur hukum. Ia juga prihatin dengan aktifitas Gayus yang begitu mudah keluar penjara padahal berstatus tahanan kasus korupsi, Ia menghimbau untuk mewujudkan penegakan hukum jangan ada tebang pilih dalam memproses kasus-kasus korupsi.  Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang juga hadir dalam perayaan ulang tahun PDI Perjuangan, menilai pidato politik penuh kritik dari Megawati Soekarno putri adalah hal yang normal sebagai pimpinan partai oposisi. Kritikan itu sah dalam demokrasi, dan menjadi energi positif untuk memicu kinerja pemerintah agar semakin baik. Anas menambahkan, pemerintah dan PDI Perjuangan memiliki semangat yang sama untuk menyejahterakan rakyat kalau ada perbedaan perspektif itu karena perpedaan posisi Ketua Umum Partai Demokrat, Anas urbaningrum membantah kehadirannya dalam ulang tahun ke-38 PDI Perjuangan ini untuk melakukan koalisi, tapi lebih sebagai bentuk silaturahmi. (dea/widi)