Hal ini terungkap ketika delegasi Pemerintah Kota Kitakyushu yang dipimpin Shinsuke Takeuchi melakukan pertemuan dengan Pelaksana Tugas Wali Kota Medan diwakili Sekda Ir Syaiful Bahri Lubis MM di Balai Kota Medan, Selasa (21/10). Shinsuke didampingi tiga rekannya masing-masing Hirokazu Toyoshima, Yoshiu Funakoshi dan Airo Kaneko yang berasal dari Shinryo Coorporation yang akan berperan dalam pengelolaan sampah tersebut. Kepada Sekda, Shinsuke mengatakan tujuan kerjasama ini dilakukan untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang tepat di Kota Medan dan membangun sistem daur ulang sampah. “Kehadiran kita di sini untuk menawarkan kerjasama dengan pemko Medan dalam pengelolaan sampah yang akan dibantu oleh Japan International Coorporation Agency (JICA).
Pengelolaan sampah yang kita tawarkan melalui sistem pengomposan dandaur ulang,” kata Shinsuke. Dia menjelaskan, sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di Kota Kitakyushu melibatkan pemerintah, perusahaan dan masyarakat. Ketiganya saling bersinergi sehingga mampu mengatasi masalah sampah. Karenanya,
dia pun berharap sinergitas ini juga diterapkan di Kota Medan dalam menangani masalah sampah. Sebagai bentuk kerjasama yang ditawarkan, Shinsuke mengatakan pihaknya akan membangun rumah kompos berukuran lebih kurang 100 x 30 meter. Rumah kompos itu akan digunakan untuk menjadikan sampah rumah tangga yang akan melibatkan 500 KK. Setiap harinya rumah kompos ini akan menghasilkan 50 kg kompos. Dengan demikian rumah kompos setiap bulannya menghasilkan 1.500 kg kompos. Di samping rumah kompos, Shinsuke juga akan membangun bank sampah dengan sistem daur ulang. Hal ini dilakukan agar sampah-sampah yang dibuang telahj dibuang masyarakat dapat didaur ulang sehingga
menghasilkan nilai ekonomi kembali. Untuk pengelolaan bank sampah ini, dia mengaku akan melibatkan 500 KK.
“Biaya pembangunan rumah kompos dan bank sampah untuk daur ulang kita tanggung seluruhnya. Pemko Medan kita minta untuk menyediakan lahan dan mengelola rumah kompos serta bank sampah untuk daur ulang yang telah kita bangun tersebut. Karenanya, kita akan melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui training ke Kota Kitakyushu. Mereka akan diajarkan tenhtang sistem pengelolaan sampah, analisis komposisi samnpah rumah tangga dan metode kompos,”
ungkapnya.
Sebelum itu diwujudkan, pria berkacamata itu mengatakan pihaknya akan lebih dahulu melakukan survei pengelolaan sampah rumah tangga, survey sampah rumah sakit yang membawa penyakit menular, analisis sampah rumah tangga dan survey langsung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Setelah itu dilakukan penandatanganan antara tiga pihak yakni Pemerintah Kota Medan Medan, Shinryo Coorporation dan JICA. “Usai penandatanganan dilakukan, dilanjutkan dengan penandatangan kontrak kerjasama (MoU) dan barulah proyek kerjasama dilakukan,” jelasnya.
Sekda Kota Medan Ir Syaiful Bahri Lubis didampingi Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Medan Ir Arif Trinugroho, Kadis Kebersihan Pardamean Siregar, Kepala Bappeda Drs Zulkarnain MSi serta beberapa pimpinan SKPD lainnya, sangat menyambut baik tawaran kerjasama yang ditawarkan Pemko Kitakyushu tersebut. Dia berharap seluruh instansi terkait mendukung kerjasama proyek pengelolaan sampah tersebut.
“Saya sangat setuju dan mengapresiasi penuh tawaran kerjasama ini. Saya berharap proyek ini dapat diterapkan di setiap kelurahan. Artinya, masing-masing kelurahan harus memiliki rumah kompos dan bank
sampah untuk daur ulang. Berhubung yang dibantu Pemko Kitakyushu hanya pembangunan satu rumah kompos dan bank sampah untuk daur ulang, maka kita akan menggunakan dana APBD sehingga seluruh kelurahan di Kota Medan yang berjumlah 151 kelurahan memiliki rumah kompos dan bank sampah untuk daur ulang,” ungkap Sekda.
Jika ini berhasil, Sekda optimistis mampu mengatasi persoalan sampah di Kota Medan , minimal mengurangi 50 persen volume sampah yang dihasilkan setiap harinya. Apalagi sistem ini melibatkan langsung peran serta masyarakat dalam prosesnya. Dengan begitu secara perlahan-lahan akan mengubah perilaku hidup masyarakat menjadi lebih bersih dan membuat sampah yang selama ini dianggap tidak berguna kini mempunyai nilai guna. Hal ini akhirnya akan membawa Kota Medan menjadi kota ramah lingkungan.
Sumber: Tribun Medan