Industri musik Indonesia kembali berduka dengan kepergian salah satu sosok legendarisnya, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah, yang dikenal luas dengan nama Acil Bimbo. Musisi yang lahir di Bandung pada 20 Agustus 1943 ini mengembuskan napas terakhir pada Senin, 1 September 2025, pukul 22.13 WIB, di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung. Ia tutup usia pada 82 tahun, meninggalkan warisan karya musik yang telah menginspirasi banyak generasi.
Kepergian Acil Bimbo menjadi kehilangan besar bagi dunia musik tanah air, mengingat kiprahnya yang panjang dan kontribusinya dalam membangun grup musik Bimbo sebagai salah satu ikon musik Indonesia. Sosoknya dikenal tidak hanya karena kemampuan vokalnya yang khas, tetapi juga karena dedikasi dan pengaruhnya dalam menghadirkan lagu-lagu bernuansa religius, sosial, dan puitis yang hingga kini tetap dikenang.
Selama setahun terakhir, Acil Bimbo diketahui berjuang melawan penyakit kanker paru-paru stadium lanjut disertai komplikasi. Menurut Anne Kusumawardhani, putri sulungnya, sang ayah telah menerima perawatan intensif di rumah sakit sebanyak tiga kali selama periode itu. “Sakitnya kanker komplikasi, setahun ini. “Dalam kurun setahun terakhir, Bapak sudah menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak tiga kali”, kata Anne. Kondisi ini menunjukkan perjuangan berat yang dialami Acil Bimbo hingga akhirnya menutup usia.
Di tengah perlawanan terhadap penyakit yang dideritanya, Acil sempat berbagi pesan berharga untuk keluarga dan masyarakat. Anne Kusumawardhani menyampaikan bahwa ayahnya berpesan agar keluarga tetap menjaga ibadah, salat, dan mengaji, serta senantiasa memelihara kerukunan dalam rumah tangga. “Kalau untuk kita sih kebanyakan pesannya jangan tinggalkan salat, ngaji. Beliau juga menitipkan agar keluarga tetap rukun,” ungkap Anne. Selain itu, Acil Bimbo juga menitipkan pesan kepada masyarakat luas untuk selalu menjaga persatuan dan mengutamakan kebersamaan. “Jangan ribut. Biasanya, pesan yang disampaikan lebih menitikberatkan pada upaya menjaga persatuan. Harus kuat dari kita dulu untuk bisa ke mana-mana,” tambahnya.

Prosesi pemakaman Acil Bimbo dilaksanakan secara khidmat. Setelah disholatkan di Masjid Al Mualimin, Jalan Agronomi, Bandung, jenazahnya dimakamkan di TPU Cipageran, Kolmas Cimahi, pada Selasa, 2 September 2025. Kepergiannya turut diumumkan oleh cucunya, aktris Adhisty Zara, melalui akun Instagramnya dengan menuliskan, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Darmawan Kusumawardhana Hardjakusumah, pada Hari Senin 1 September 2025 jam 22.13. Mohon dibukakan pintu maaf untuk almarhum”. Artis sekaligus penyanyi Melly Goeslaw juga membagikan kabar duka tersebut.
Acil Bimbo dikenal sebagai salah satu personel grup musik legendaris Bimbo yang didirikan pada 1966 bersama saudaranya, Jaka dan Sam Bimbo. Grup ini berhasil menjadi ikon musik Indonesia dengan harmoni vokal yang khas serta lirik-lirik puitis yang mengandung pesan religius maupun kritik sosial. Di antara karya-karya terkenalnya, beberapa yang tetap populer hingga sekarang adalah “Tuhan”, “Sajadah Panjang”, dan “Rindu Rasul”. Berkat kontribusinya di bidang musik, nama Acil Bimbo akan terus abadi meski ia telah berpulang.
Kepergian Acil juga meninggalkan kesan mendalam bagi rekan-rekan seprofesinya. Musisi Armand Maulana mengenang Acil sebagai sosok yang baik dan selalu menghadirkan aura positif dalam pergaulan maupun pekerjaan. “Saya salah satu saksi bahwa Kang Acil adalah orang yang baik dan selalu menghadirkan energi sangat positif,” tulis Armand di akun Instagramnya. Kenangan serta dampak positif dari Acil Bimbo diyakini tetap akan menginspirasi generasi muda dan para musisi masa depan.
Selain kiprahnya di bidang musik, Acil Bimbo juga dikenal sebagai figur yang religius dan peduli pada keluarga. Pesan terakhirnya yang menekankan pentingnya salat, mengaji, dan menjaga persatuan menjadi refleksi dari nilai-nilai yang ia pegang teguh sepanjang hidupnya. Warisan moral dan spiritual ini turut menjadi inspirasi bagi keluarga maupun penggemarnya.
Kepergian Acil Bimbo merupakan kehilangan besar bagi dunia musik Indonesia, tetapi karya dan pesan-pesannya akan tetap hidup. Karya-karya musiknya yang kaya makna terus dinikmati publik, sedangkan ajaran dan pesan hidup yang ditinggalkannya berfungsi sebagai pengingat untuk senantiasa memelihara persatuan, kebersamaan, serta nilai-nilai luhur dalam keseharian.
Selamat jalan, Acil Bimbo. Industri musik Indonesia memang telah kehilangan salah satu bintang legendaris, tetapi warisan karya dan pengaruhnya akan tetap hidup dan menginspirasi generasi mendatang.