Yogyakarta (18/10/2012) – Ahli di bidang geriatrik atau perawatan kesehatan dan penyakit manusia usia lanjut di Indonesia dinilai masih sangat kurang.
Padahal diperkirakan pada pada 2035 mendatang, jumlah lansia yang membutuhkan perawatan dan penanganan semakin bertambah banyak. Agar tidak menjadi beban negara, jumlah ahli geriatric wajib ditingkatkan. Hal ini disampaikan oleh mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Djalal saat menjadi pembicara dalam seminar The Role of Higher Education Institutes to Promote Caring for Older Persons di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) kemarin.
Menurutnya, saat ini jumlah ahli geriatrik di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah lansia. Pada 2012, jumlah lansia berusia 60 ke atas di Indonesia sebanyak 18.244.429 orang dari total penduduk 238.520.797 jiwa.
Guru Besar bidang Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas, Andalas Padang ini mengatakan, pada 2035 jumlah lansia di Tanah Air akan mengalami peningkatan dua kali lipat menjadi 48.898.877 orang dari total 301.962.563 penduduk.
Fasli Djalal menambahkan untuk memberdayakan kaum lansia, Indonesia bisa mencontoh India atau Vietnam. Di India, satu dari tiga lansia masih mampu bekerja. Sementara di Vietnam, 58% lansia yang usianya di atas 70 tahun masih bekerja.