“Rupiah kembali bergerak melemah menyusul Pemilu Legislatif belum sesuai harapan, hal itu terlihat berdasarkan hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat [11/4].
Ia menambahkan bahwa belum adanya partai yang mencapai batas minimum suara nasional untuk mengajukan calon presiden tanpa menggalang koalisi membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi tunggu seraya memantau perkembangan kondisi politik.
“Pasar kemungkinan bergerak bervariasi selama tiga bulan ke depan atau hingga menjelang Pemilu Presiden,” kata dia.
Kendati demikian, menurut dia, potensi penguatan mata uang domestik masih cukup terbuka menyusul masih rendahnya suku bunga AS, kondisi itu telah membuat pandangan bahwa ekonomi sedang tidak baik.
Sementara dari eksternal, lanjut dia, harapan atas langkah stimulus moneter dari Tiongkok, Eropa maupun Jepang diharapkan menjadi sentimen positif bagi kalangan investor Asia sehingga dampaknya dapat meningkatkan mata uang domestik.
Sumber: Antara