“Saya tidak mau terlibat dalam pembahasan pro dan kontra. Itu urusan masyarakat saya,” kata Ahmad Heryawan, usai melantik pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemprov Jabar, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Jumat.
Heryawan menegaskan, sampai saat ini dirinya masih menjalankan tugasnya sebagai gubernur dari wilayah yang bernama Provinsi Jawa Barat.
“Tanya saja kepada para pakar, saya tidak mau terlibat konflik atau hal yang pro dan kontra. Saya hanya mau kerja keras saja,” ujar Heryawan.
Nama Provinsi Jawa Barat diusulkan untuk diganti dengan nama yang memiliki jati diri Sunda oleh Komunitas Pengkaji Pergantian Nama Provinsi Jawa Barat karena Jawa Barat bukanlah nama tetapi lebih kepada kawasan regional yang sekarang sudah tak relevan dengan kondisi nyatanya.
“Nama Jawa Barat itu adalah pulau Jawa bagian barat. Bukan nama yang ada filosofinya. Realitanya juga sekarang ada yang lebih barat di pulau Jawa selain Jawa Barat, yakni Banten dan DKI,” kata Juru Bicara Komunitas Asep Saepul Muhtadi, di Bandung.
Ditemui yang ditemui wartawan usai audiensi dengan DPRD Jawa Barat di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro Kota Bandung, kemarin, Asep mengatakan ide itu pun bukan instan.
Menurut dia, sebelumnya pada tanggal 17 Desember 2012 di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) telah ada diskusi kecil antara beberapa tokoh Jawa Barat untuk merundingkan pergantian nama ini.
Ia menuturkan, saat itu setiap tokoh mengungkapkan argumentasinya dari berbagai segi tentang perlunya Jawa Barat berganti nama.
“Ide ini sebetulnya tindak lanjut dari ketertundaan agenda yang sudah 7 bulan. Untuk berganti nama kita kan gak bisa bikin sendiri. Kita harus lihat aspek legalitas dan kami siap berargumentasi jika diperlukan oleh pihak formal,” katanya.
Ketika ditanyakan mengenai alasan sepenting apa nama Jawa Barat diganti, Asep mengaku pergantian nama ini akan memberi dampak psikologis pada jati diri masyarakat.
Perubahan ini, kata dia, bersifat substansial agar merubah mindset masyarakat Jawa Barat yang kental dengan nilai kesundaan menjadi semakin maju.
Sumber: Kantor Berita ANTARA