“Aksi mogok dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Parepare ini sebagai bentuk solidaritas terhadap putusan MA pada rekan kami yang dituduh melakukan mal praktek,” kata Ketua IDI Parepare dr Kamaruddin menanggapi aksi mogok yang dilakukan para dokter di kota niaga itu, Rabu.
Dia mengatakan, selama ini para dokter telah menjalani tugasnya selaku tenaga medis terhadap masyarakat, dengan ikhlas dan tulus. Dalam menjalankan tugas itu tidak terlepas dari resiko.
Menurut dia, kondisi seperti itu dialami rekan sejawatnya di Manado yang telah berupaya menyelamatkan ibu dari persalinan yang sulit. Berkaitan dengan hal tersebut, diharakan pihak yang berkompeten dapat memahami dan lebih bijak melihat kondisi di lapangan.
Aksi mogok serupa juga dilakukan para dokter di Kabupaten Maros, Sulsel yang sebagian besar bertugas di RS Salewangan, Maros. Namun aksi damai tersebut tidak sempat menelantarkan pasien karena masih ada yang tetap bertugas menjalankan tugasnya.
Kondisi itu berbeda dengan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau, Kota Parepare, Sulsel. Sedikitnya 100 pasien yang berobat jalan maupun rawat inap yang terlantar akibat aksi mogok yang dilakukan puluhan dokter di kota itu.
Sejumlah ruang pelayanan pasien seperti poliklinik dan bangsal pun, lengang akibat tidak berjalannya pelayanan terhadap pasien. Dalam aksinya, para dokter mendesak agar rekan mereka yang dituduh melakukan mal praktek di Manado, segera dibebaskan.
Sementara itu, sejumlah pasien mengaku kecewa atas aksi mogok kerja yang dilakukan para dokter. Pasalnya, sejak pagi hingga siang tadi, mereka sama sekali belum mendapat pelayanan. Padahal, hari lain sebelum aksi demo tersebut, tiap pagi pelayanan pemeriksaan kesehatan mereka sudah terlayani.
“Terang saja aksi demo dan mogok kerja dokter merugikan kami. Karena tidak ada informasi lagi yang kami dapatkan terkait perkembangan kesehatan kami. Yang kasihan pasien di UGD. Karena darurat tapi tetap tidak dapat pelayanan,” kata Suci, salah seorang keluarga pasien.
Hal yang sama dikatakan Rahma, keluarga pasien lainnya. Dia berharap, harusnya aksi solidaritas terhadap sesama dokter, tidak lalu mengabaikan dan merugikan para pasien.
Sumber: Kantor Berita ANTARA