“Pada pekan kedua bulan puasa, harga dan pasokan bahan kebutuhan pokok juga masih stabil dan tetap terjaga. Namun, Dinas Pengelolaan Pasar juga harus tetap menjaga komunikasi dengan distributor untuk menjaga ketersediaan bahan kebutuhan pokok,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti setelah melakukan peninjauan di Pasar Giwangan Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta harus terus melakukan pemantauan mengenai harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional.
“Jika di pasar sudah mulai mengalami kekurangan bahan kebutuhan pokok, dinas bisa berkomunikasi dengan distributor untuk segera memasok bahan yang sudah mulai berkurang. Bahkan bisa berkomunikasi dengan distributor dari wilayah lain untuk memperoleh barang,” katanya.
Haryadi mengatakan, upaya untuk menjaga pasokan dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok tersebut hanya bisa dilakukan apabila tersendatnya pasokan disebabkan pada masalah distribusi bukan pada masalah musim seperti yang terjadi pada komoditas cabai rawit merah yang mencapai Rp60.000 per kilogram (kg).
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Giwangan Bowo Hartono mengatakan, pasokan buah dan sayur ke pasar induk di Kota Yogyakarta masih cukup lancar.
“Pasokan masih sangat lancar. Untuk pedagang buah, transaksi rata-rata masih mencapai sekitar Rp10 juta per hari,” katanya.
Namun demikian, lanjut dia, pasokan buah dan sayur juga tergantung dari permintaan konsumen. Jika dibanding bulan puasa tahun sebelumnya, permintaan konsumen turun 30 persen karena harga yang masih tinggi.
Untuk komoditas buah, pasokan yang masih kurang adalah untuk blewah karena harus didatangkan dari Kediri atau daerah sekitarnya.
“Saat ini, blewah sulit diperoleh padahal permintaan tinggi. Harga jualnya pun menjadi tinggi, dari Rp4.000 per kg menjadi Rp8.000 per kg,” katanya.
Sedang untuk buah jenis lain, seperti melon juga mengalami peningkatan dari tiga hingga lima ton per hari menjadi lima hingga 10 ton per hari.
Selain cabai rawit merah, komoditas bahan kebutuhan pokok dengan harga yang masih tinggi adalah daging sapi.
Winadi, salah seorang penjual daging di Giwangan mengatakan, sejak 14 Juli harga daging sapi naik Rp4.000 per kg menjadi Rp98.000 per kg untuk kualitas baik. Untuk daging kualitas nomor dua, harga jualnya juga naik dari Rp70.000 per kg menjadi Rp75.000 per kg.
“Ini adalah harga yang paling tinggi. Untuk memperoleh sapi juga sudah sulit dan harganya mahal, sehingga daging sapi juga ikut mahal,” katanya.
Akibatnya, lanjut dia, ada penurunan omzet penjualan dari sebelumnya 20 kg per hari menjadi kurang dari 10 kg per hari.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengatakan, tidak ada lagi kebijakan untuk memotong dua ekor sapi per hari yang kemudian dijual di pasar dengan harga lebih murah.
“Kami menunggu kebijakan dari pusat terkait impor daging sapi. Secara alami, daging impor itu akan masuk ke pasar,” katanya.
Sumber: Kantor Berita ANTARA