Dewa 19 Hadirkan Musisi Legendaris Dunia dalam Konser Spektakuler Jakarta

0
0
Sumber: VOI

Jakarta kembali membuktikan diri sebagai salah satu pusat hiburan musik dunia. Pada Sabtu, 6 September 2025, Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) bergemuruh menyambut Dewa 19 Featuring All Stars 2.0, sebuah konser megah yang menghadirkan deretan musisi legendaris internasional bersama ikon musik Indonesia.

Acara ini lebih dari sekadar sebuah konser; ia adalah sebuah perayaan yang menjembatani berbagai generasi dalam musik rock yang menggabungkan nama-nama terkenal dari dua benua, yaitu Asia dan Amerika. Tidak mengherankan, sejak pengumuman awal, konser ini telah menjadi topik perbincangan yang hangat di kalangan penggemar Dewa 19, yang dikenal dengan sebutan Baladewa, serta para penggemar musik rock di seluruh dunia.

Dewa 19, grup musik berasal dari Surabaya yang didirikan pada tahun 1986 dan mengeluarkan album pertama secara resmi pada tahun 1992, telah mengalami perjalanan yang sangat beragam dan panjang. Formasi awal yang terdiri dari Ahmad Dhani, Andra Ramadhan, Erwin Prasetya, Wawan Juniarso, dan Ari Lasso membuat Dewa 19 cepat terkenal berkat lagu-lagu hit seperti Kangen dan Kirana.

Seiring waktu, band ini mengalami pergantian personel, namun tetap mempertahankan kualitas musik yang tinggi. Era Once Mekel membawa Dewa 19 ke puncak kejayaan dengan lagu-lagu fenomenal seperti Separuh Nafas, Arjuna Mencari Cinta, dan Risalah Hati. Kini, setelah lebih dari tiga dekade, Dewa 19 tetap eksis dengan dukungan generasi baru seperti Virzha dan Ello, yang turut memberi warna segar tanpa menghilangkan identitas klasik mereka.

Dengan catatan prestasi yang demikian, tidaklah berlebihan jika Ahmad Dhani bercita-cita menjadikan pertunjukan Dewa 19 tidak sekadar sebagai momen untuk mengingat masa lalu, tetapi juga sebagai platform global yang menghubungkan ikon-ikon rock dari seluruh dunia.

Sumber: Creative Disc

Konser ini menampilkan deretan musisi internasional papan atas yang selama puluhan tahun mewarnai industri musik global. Beberapa nama di antaranya:

  • Eric Martin & Billy Sheehan dari Mr. Big
  • Gary Cherone dari Extreme
  • John Waite, vokalis legendaris dari Bad English
  • Ron “Bumblefoot” Thal, mantan gitaris Guns N’ Roses
  • Dino Jelusick, vokalis muda dengan kualitas dunia
  • Derek Sherinian, keyboardist rock progresif yang pernah bermain dengan Dream Theater

Tak hanya itu, ada kejutan besar berupa Steve Vai, gitaris virtuoso dunia, yang bergabung menggantikan Nuno Bettencourt. Momen ini membuat konser semakin monumental karena menghadirkan kolaborasi Billy Sheehan dan Steve Vai dalam satu panggung, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ahmad Dhani bahkan menyebut, “Ini adalah mimpi yang jadi nyata. Indonesia dapat melihat musisi seperti Steve Vai tampil bersama kami di negeri ini.

Meski panggung diramaikan oleh nama-nama internasional, Dewa 19 tetap menghadirkan vokalis-vokalis yang menjadi bagian penting perjalanan band:

  • Ari Lasso, vokalis era awal yang membawa aura nostalgia
  • Ello (Marcello Tahitoe), generasi penerus dengan karakter vokal kuat
  • Virzha, yang kini menjadi ikon vokal baru Dewa 19 dengan energi panggungnya

Ketiganya tampil secara bergantian, menyanyikan lagu-lagu hits Dewa 19 yang sudah melekat di hati penggemar. Kolaborasi lintas generasi ini memperlihatkan bagaimana Dewa 19 mampu menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam satu panggung.

Stadion Utama GBK pada malam tersebut dipenuhi oleh ribuan penonton yang berasal dari berbagai daerah, termasuk beberapa pengunjung dari negara lain. Baladewa memenuhi tribun dengan kaus bertuliskan Dewa 19 All Stars, membawa spanduk, hingga menyalakan flashlight ponsel ketika lagu-lagu balada seperti Kangen dan Risalah Hati dinyanyikan.

Sorotan lampu panggung, tata suara megah, serta visual latar yang menghadirkan animasi sejarah perjalanan Dewa 19 membuat konser ini terasa seperti pertunjukan kelas dunia. Banyak penonton yang menyebut atmosfer konser tak kalah dengan festival rock internasional.

Saat Steve Vai memainkan solo gitar legendarisnya, stadion bergemuruh. Sementara itu, ketika Ari Lasso menyanyikan Cukup Siti Nurbaya diiringi ribuan penonton, suasana yang nostalgia berpadu dengan semangat euforia zaman modern.

Sebelumnya, konser ini sempat dijadwalkan pada 18 Januari 2025, namun diundur ke 6 September 2025. Keputusan itu diambil untuk menyesuaikan jadwal musisi internasional dan sebagai bentuk dukungan terhadap agenda besar sepak bola nasional yang juga berlangsung di GBK.

Meski sempat ditunda, antusiasme penonton tidak surut. Tiket dijual mulai dari harga Rp600.000 hingga jutaan rupiah dan langsung habis terjual. Banyak penggemar yang bahkan membeli tiket jauh-jauh hari untuk memastikan kehadiran mereka dalam konser bersejarah ini.

Konser Dewa 19 Featuring All Stars 2.0 bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga membawa dampak penting:

  1. Pengakuan internasional – Kehadiran musisi dari berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa panggung Indonesia mampu menyelenggarakan acara berkelas secara global.
  2. Inspirasi generasi muda – Kolaborasi ini menunjukkan bahwa musisi Indonesia bisa sejajar dengan artis dunia, menjadi motivasi bagi band-band baru untuk berani bermimpi besar.
  3. Kebanggaan nasional – Ahmad Dhani sering sekali menekankan bahwa ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk bersaing dengan panggung musik rock Amerika. Hal ini membuat para penggemar musik dalam negeri merasa bangga.
  4. Ekonomi kreatif – Konser ini yang dihadiri puluhan ribu penonton juga memberikan dampak positif pada sektor pariwisata, kuliner, dan barang dagangan, yang semuanya membantu berkembangnya ekonomi kreatif.

Konser Dewa 19 Featuring All Stars 2.0 di GBK bukan hanya sebuah pertunjukan musik, melainkan juga tonggak sejarah baru dalam perjalanan band dan industri musik Indonesia.

Dengan menggabungkan musisi ternama dari dunia dan tokoh musik Indonesia, acara ini menunjukkan bahwa Dewa 19 tetap menjadi salah satu grup yang kuat setelah lebih dari tiga puluh tahun berkiprah. Selain itu, konser ini juga menjadi simbol kebanggaan bangsa, yang menunjukkan bahwa musik Indonesia mampu bersaing dan menduduki posisi setara di panggung global.

Seperti kata Ahmad Dhani di akhir konser: “Malam ini bukan hanya konser Dewa 19, tapi konser sejarah Indonesia”.