BPPTKG Intensif Pantau Aktivitas Gunung Merapi

77
0

 

“Pemantauan dilakukan intensif 24 jam penuh. Jika aktivitas Gunung Merapi menunjukkan peningkatan maka statusnya akan dinaikkan. Jika stabil atau turun, status ditetapkan masih aktif normal,” kata Kepala Seksi Gunung Merapi Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPTTKG) Sri Sumarti, Selasa.

Menurut dia, parameter yang dilihat untuk pertimbangan dinaikkan atau tidaknya status aktivitas Merapi dilihat secara visual, kegempaan, “Electronic Distance Measurement “(EDM) tiltmeter dan suhu kawah yang diambil gambarnya menggunakan termal kamera.

“Pascaerupsi 2010, telah lebih 100 kali terjadi hembusan di Merapi. Material yang dilepaskan, berupa abu vulkanik. Fenomena ini sering terjadi pada gunungapi aktif,” katanya.

Ia mengatakan, abu vulkanik tersebut akan terbawa angin hingga jauh dan menjadikan hujan abu.

“Ini menyebabkan kandungan yang beruga gas CO2, belerang, ataupun uap air tidak akan tajam lagi,” katanya.

Sri Sumarti mengatakan, yang paling berbahaya adalah yang berada di dekat sumbernya.

“Kalau di sumbernya bahaya, kadarnya tinggi. Kalau sudah jauh meskipun berbau, konsentrasinya kecil,” katanya.

Ia mengatakan, Senin (22/7) pukul 04.15 WIB, terjadi embusan selama 34 menit. Asap sulvatara berwarna coklat kehitaman mengarah ke selatan dan tenggara.

“Akibatnya, di wilayah Sleman dan Klaten terjadi hujan abu,” katanya.

Sampai saat ini, pendakian hanya diperbolehkan sampai Pasar Bubar. Untuk wisata, di lereng Merapi tetap diperbolehkan.

“Masyarakat belum perlu mengungsi. Orang ketakutan boleh pindah ke tempat aman, itu bagus untuk kesiapsiagaan,” katanya.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang Sleman Lasiman mengatakan, saat terjadi embusan pada Senin (22/7) kemarin, selama satu haru tercatat terjadi gempa Vulkanik dangkal (VB) sebanyak tujuh kali, low-high frequence (LHF) tiga kali, gempa multyphase (MP) delapan kali, gempa tektonik satu kali, dan embusan 12 kali. “Tidak terjadi guguran,” katanya.

Sedangkan hari ini sejak pukul 00.00 hingga 07.00 WIB tercatat, gempa tektonik terjadi satu kali dan embusan dua kali.

“Tinggi dan waktu terjadinya embusan tidak terpantau secara visual. Karena pandangan terhalang kabut, hanya terpantau kegempaannya saja,” katanya.

Sumber: Kantor Berita ANTARA

LEAVE A REPLY