Dikutip dari situs Pikiran Rakyat, Kelompok Riset Cekungan Bandung, T Bachtiar mengatakan, Babakan Siliwangi dapat menjadi contoh peristiwa geologi Kota Bandung di mana air tanah dangkal keluar menjadi sumber mata air atau seke. Masyarakat, khususnya pelajar juga bisa mempelajari peristiwa alam itu di Babakan Siliwangi. Namun disayangkan, seiring perkembangan, akhirnya banyak mata air yang tertutup bangunan. Pihaknya menambahkan, rencana pembangunan restoran di Babakan Siliwangi berpotensi menghilangkan sumber mata air yang bermanfaat bagi Kota Bandung. Padahal jalur air tanah dangkal tersebut memiliki sumber daya air yang melimpah.