NOAH band yang identik dengan sosok Ariel sebagai vokalis utama kembali menjadi pusat perhatian publik. Namun kali ini bukan karena rilisan lagu baru atau penampilan panggung mereka, melainkan kondisi kesehatan Ariel yang belakangan memicu rasa penasaran para penggemar. Selama beberapa bulan terakhir, netizen kerap memperhatikan bahwa ia sering tampil dengan lutut terbalut perban atau menggunakan penyangga. Setelah berbagai spekulasi bermunculan, Ariel akhirnya memilih menjelaskan langsung apa yang sebenarnya terjadi.
Melalui unggahan di Instagram pada Minggu, 7 Desember 2025, ia mengungkap bahwa dirinya sedang berjuang menghadapi cedera serius pada lutut. Dokter mendiagnosisnya mengalami Meniscus Tear Complex, yaitu kondisi di mana terjadi robekan pada meniskus struktur bantalan yang berada di antara tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia) yang berfungsi menjaga stabilitas dan kenyamanan sendi. Cedera jenis ini biasanya menimbulkan rasa nyeri, pembengkakan, hingga keterbatasan gerak.
Dalam penjelasannya, Ariel juga menyebut bahwa ia harus menjalani serangkaian tindakan medis untuk meredakan keluhan tersebut. “Aku sempat disedot tiga kali cairan di lutut, dan menjalani treatment lainnya”, ujarnya. Prosedur penyedotan cairan dilakukan untuk mengurangi tekanan dan inflamasi yang muncul akibat cedera pada meniskus.

Meniskus merupakan bagian penting dari struktur lutut sepotong tulang rawan berbentuk sabit yang berfungsi sebagai bantalan sekaligus peredam kejut setiap kali seseorang bergerak, melompat, atau menapak. Perannya menjaga tulang paha dan tulang kering agar tidak saling bergesekan secara langsung. Ketika meniskus mengalami robekan, baik karena gerakan tiba-tiba, tekanan yang berlebihan, maupun aktivitas fisik yang terlalu intens, fungsi lutut dapat langsung terganggu. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri yang tajam, pembengkakan, hingga munculnya cairan akibat proses peradangan di dalam sendi.
Diagnosis “meniscus tear complex” seperti yang diterima Ariel menandakan bahwa cedera yang dialaminya tidak ringan. Istilah tersebut mengacu pada kerusakan meniskus yang cukup serius, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sendi serta penumpukan cairan di dalam lutut (efusi sendi). Penumpukan inilah yang membuat lutut terasa kaku dan sulit digerakkan. Untuk meredakan gejala dan mengurangi tekanan dalam sendi, dokter biasanya melakukan prosedur aspirasi atau penyedotan cairan tindakan yang juga dijalankan Ariel hingga sebanyak tiga kali.
Sejumlah laporan media juga menunjukkan bahwa Ariel beberapa kali terlihat menggunakan penyangga lutut (knee brace) ketika tampil di depan publik atau menjalani aktivitas sehari-hari. Penggunaan alat tersebut menjadi indikasi kuat bahwa mobilitas lututnya sedang terbatas dan ia membutuhkan tambahan stabilitas untuk mengurangi rasa sakit sekaligus mencegah cedera bertambah parah.
Dalam penjelasan yang ia bagikan di Instagram, Ariel mengungkap bahwa cedera yang dialaminya bukan semata-mata terjadi karena aktivitas berat, melainkan dipicu oleh kebiasaan olahraga yang tidak seimbang. Ia mengakui bahwa dirinya sering melakukan berbagai jenis latihan fisik, tetapi kurang memberi perhatian pada latihan penguatan otot atau yang ia sebut sebagai strength training. Ariel menyebut bahwa selama ini ia “sibuk olahraga macam-macam, tapi strength training-nya sedikit”, sehingga otot-otot pendukung sendi lutut tidak cukup kuat untuk menopang beban dan gerakan intens yang ia lakukan.
Dokter yang menangani menjelaskan bahwa kondisi lutut Ariel masih dapat pulih sepenuhnya selama ia menjalani perawatan yang tepat dan memberikan waktu istirahat yang cukup. Dengan penanganan medis yang konsisten, diperkirakan lututnya bisa kembali normal dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Meski begitu, proses pemulihan tetap membutuhkan disiplin, terutama dalam membatasi aktivitas fisik berlebihan dan mulai membangun kekuatan otot secara bertahap melalui latihan rehabilitasi yang direkomendasikan.
Situasi ini menyampaikan pesan penting bagi siapa pun yang gemar berolahraga, terutama aktivitas yang melibatkan banyak gerakan kaki seperti lari, futsal, raket sport, atau olahraga dinamis lainnya. Menjaga tubuh tetap aktif saja tidak cukup. Latihan kekuatan otot dan pemanasan yang benar menjadi elemen penting untuk melindungi sendi dan mencegah cedera serius seperti robekan meniskus. Otot yang kuat dapat memberikan stabilitas tambahan, membantu distribusi beban tubuh, dan mengurangi tekanan berlebih pada lutut saat bergerak.

Karena kondisi lutut Ariel diketahui mengalami penumpukan cairan yang cukup banyak akibat peradangan, tim medis akhirnya memutuskan untuk melakukan prosedur penyedotan cairan atau aspirasi. Tindakan ini tidak dilakukan sekali, melainkan sampai tiga kali untuk benar-benar mengurangi pembengkakan dan menurunkan tekanan di dalam sendi. Aspirasi sendiri merupakan prosedur medis yang umum dilakukan pada cedera lutut, terutama ketika inflamasi membuat sendi terasa kaku dan menyakitkan. Dengan mengeluarkan cairan berlebih tersebut, proses penyembuhan dapat berjalan lebih optimal dan rasa tidak nyaman dapat berkurang secara signifikan.
Tahap pemulihan Ariel selanjutnya diperkirakan akan mencakup serangkaian penyesuaian, mulai dari memperbanyak waktu istirahat hingga membatasi aktivitas fisik yang memberi tekanan pada lutut. Selain menghindari gerakan berat, fisioterapi atau program latihan rehabilitasi juga sangat dianjurkan. Latihan-latihan ini biasanya berfokus pada penguatan otot-otot sekitar lutut seperti otot paha depan (quadriceps), paha belakang (hamstring), dan otot betis yang semuanya berperan penting dalam menjaga stabilitas sendi. Jika proses ini tidak dijalani dengan benar atau dilakukan secara terburu-buru, cedera meniskus berpotensi kambuh atau bahkan berkembang menjadi kerusakan sendi yang lebih serius di kemudian hari.
Ariel sendiri mengungkapkan optimismenya mengenai pemulihan. Ia yakin bahwa dengan menjalani seluruh treatment yang dianjurkan dokter dan mulai menata kembali kebiasaan olahraganya terutama dengan menambahkan porsi strength training yang sebelumnya kerap ia abaikan lututnya memiliki peluang besar untuk kembali pulih dalam waktu sekitar satu bulan. Kesadaran barunya ini menunjukkan bahwa ia berkomitmen untuk lebih berhati-hati dan lebih disiplin dalam menjaga kesehatan fisiknya ke depan.
Keterbukaan Ariel NOAH mengenai kondisi cedera lutut yang ia alami yang ternyata merupakan meniscus tear complex dan memerlukan penyedotan cairan hingga tiga kali menjadi pengingat nyata bagi semua orang bahwa olahraga tanpa persiapan yang matang dapat membawa risiko serius. Prosedur medis yang harus dijalani Ariel menegaskan bahwa cedera pada sendi bukanlah masalah sepele yang bisa diabaikan begitu saja.
Meski demikian, cerita Ariel juga membawa pesan optimisme. Dengan penanganan medis yang tepat, disiplin dalam menjalani perawatan, dan perhatian khusus terhadap penguatan otot, peluang untuk memulihkan fungsi lutut secara normal tetap terbuka lebar. Pengalaman ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi Ariel sendiri, tetapi juga menginspirasi masyarakat luas untuk lebih bijak dalam menyeimbangkan aktivitas fisik dengan latihan yang aman dan sesuai kebutuhan tubuh. Dengan pendekatan yang tepat, olahraga bisa tetap menyenangkan, menyehatkan, dan bebas dari risiko cedera yang menghambat mobilitas di masa depan.





![Cerita di Balik Syuting Petualangan Sherina 2! [NGOBROL BARENG] Cerita di Balik Syuting Petualangan Sherina 2! [NGOBROL BARENG]](https://iswaranetwork.com/wp-content/uploads/2023/10/Cerita-di-Balik-Syuting-Petualangan-Sherina-2-NGOBROL-BARENG-180x135.webp)











