“DPT bermasalah itu paling banyak berada di Jabar. Di Jabar terdapat 4.395.881 pemilih ganda. Itu berdasarkan hasil penelitian kami dan federasi IT, Jabar menjadi yang terbanyak pemilih gandanya dibanding daerah lain,” kata Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat Waras Wasisto, di Bandung, Kamis.
Dikatakan Waras, selain pemilih ganda pihaknya pun menemukan sejumlah DPT bermasalah lainnya seperti yang menyangkut nomor induk kependudukan (NIK).
Menurut dia, selain pemilih tanpa NIK, ditemukan juga lima pemilih berbeda yang memiliki NIK sama dan hal ini harus segera diatasi agar tidak terjadi kecurangan yang memanfaatkan kisruh DPT ini.
Manipulasi hasil perolehan suara pemilu, kata dia, bisa saja terjadi jika persoalan tersebut tidak segera diselesaikan.
“Apabila dihitung, 4 juta suara ini setara dengan 18 kursi DPR RI. Jangan sampai ada kursi hantu (diraih melalui pemilih fiktif),” katanya.
Ketika ditanya tentang apa yang menjadi penyebab kisruh DPT kali ini, Waras menilai hal itu terjadi karena pemerintah dan KPU tidak melibatkan BPS dalam mendata pemilih.
“Selain itu, permasalahan DPT yang kerap terjadi ini akibat kegagalan pemerintah dalam mendata penduduk,” kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya meminta agar KPU dan pemerintah segera mengatasi persoalan DPT seperti setiap harinya KPU harus terus memverifikasi DPT sehingga jumlah pemilih bermasalah bisa diminimalisir bahkan dihilangkan.
“Sedangkan untuk pemerintah harus segera menyempurnakan pendataan kependudukan, terutama terkait pemberian NIK,” katanya.
Ia mengaku, kader dan calon anggota legislatif dari PDIP telah dikerahkan untuk mengawal perbaikan DPT.
“Dan ini tanggung jawab bersama. Kami ingin semua warga Jabar terlibat dalam proses pengecekan, karena DPT harus benar,” kata Waras.
Sumber: Kantor Berita ANTARA