“Masyarakat harus tetap berhati-hati, karena potensi hujan di bulan Oktober ini cukup tinggi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Hardianul Zally di Stabat, Kamis.
Dimana dari hasil evaluasi yang dilakukan bahwa tren yang melanda daerah ini berpindah dari sebelumnya banjir ke angin puting beliung.
Hardianul Zally mengungkapkan bahwa kejadian bencana alam yang terjadi di Langkat didominasi angin puting beliung terbesar, lalu kebakaran di wilayah permukiman, kemudian terjadi peristiwa banjir.
“Kalau dulu Langkat ini rawan banjir dan tanah longsor, namun sekarang nampaknya mulai rawan bencana angin puting beliung,” ungkapnya. Dari data yang ada pada instansi setempat dari mulai Januari hingga September ini sudah 114 kepala keluarga yang kediamanya rusak diterjang angin puting beliung.
Kerusakan rumah akibat angin puting beliung itu berada di delapan kecamatan yaitu Sawit Seberang, Stabat, Wampu, Secanggang, Hinai, Sei Bingei, Selesai dan Tanjungpura.
Data lainnya, Sawit Seberang 19 rumah, Stabat 26 rumah, Wampu tiga rumah, Secanggang 38 rumah, Hinai empat rumah, Sei Bingei satu rumah, Selesai dua rumah, Tanjungpura satu rumah dan Kecamatan Binjai 20 rumah.
Selain itu, bencana angin puting beliung ini juga merusak satu rumah ibadah yaitu masjid Uswatun Hasanah di Kelurahan Bingei Kecamatan Wampu.
Secara terpisah, Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meterologi Kalimatologi dan Geofisika (BMKG) Medan Hendra Suwarta mengungkapkan bahwa potensi angin puting beliung di beberapa daerah bisa terjadi seperti Langkat, Binjai, Sergei, Medan dan Deli Serdang.
“Kekencangan angin puting beliung tersebut juga bisa mencapai 30 knot,” katanya. Untuk itu, ia berharap masyarakat yang tinggal di kawasan terbuka yang kemungkinan banyak terjadi puting beliung perlu selalu waspada.
Selain itu, ada juga peluang terjadinya banjir dengan potensi tinggi di pantai timur, sedangkan di wilayah pantai barat saat ini masih status waspada.
Selain banjir dan puting beliung, potensi longsor juga bisa terjadi di Sumut, terutama di daerah perbukitan.
Untuk itu, ia meminta warga untuk selalu waspada akan terjadinya puting beliung, dengan melakukan upaya penguatan pada atap rumah dan memangkas ranting pohon.
Sumber: kantor berita ANTARA