Pada peta musik Indonesia tahun 2025, Wijaya 80 muncul sebagai nama yang cepat menarik perhatian sejak merilis EP debut bertajuk Perjumpaan. Diluncurkan pada 14 Februari 2025, bertepatan dengan momen Hari Valentine, karya ini segera menjadi sorotan sejumlah media musik. Bukan tanpa alasan Perjumpaan dinilai menawarkan konsep yang solid dan berkarakter, dengan pendekatan musikal yang cerdas dalam meramu estetika retro ala era lampau dengan sentuhan produksi modern yang terasa relevan bagi pendengar masa kini.
Lebih dari sekadar karya perkenalan, Perjumpaan hadir sebagai potret perjalanan emosional manusia yang bersifat universal. Setiap lagu di dalamnya menyentuh berbagai fase perasaan mulai dari romansa, kehilangan, kerinduan, hingga ambisi dan proses berdamai dengan diri sendiri. Melalui EP ini, Wijaya 80 membuka pintu pertama menuju dunia musikal mereka, sekaligus memperkenalkan identitas artistik yang jelas dan menjanjikan kepada khalayak yang lebih luas.
Wijaya 80 merupakan trio musik asal Indonesia yang digawangi oleh Ardhito Pramono, Erikson Jayanto, dan Hezky Joe tiga sosok dengan latar belakang musikal yang berbeda, namun disatukan oleh visi kreatif yang sama dalam membangun proyek bersama. Ardhito Pramono telah lebih dulu dikenal luas sebagai solois sejak 2014, dengan karakter lirik yang emosional dan personal. Sementara itu, Erikson Jayanto membawa pengalaman panjangnya sebagai produser musik sekaligus penata scoring, memberikan fondasi produksi yang solid dan terarah. Di sisi lain, Hezky Joe dikenal sebagai gitaris berbakat dengan rekam jejak prestasi di berbagai kompetisi jazz, yang memperkaya warna musikal grup ini.

Nama “Wijaya 80” lahir dari perjalanan persahabatan mereka serta kecintaan yang sama terhadap musik era 1980-an. Pengaruh tersebut terasa kuat dalam pilihan genre retro pop yang menjadi dasar karya-karya mereka, sebuah pendekatan yang sengaja dipilih untuk menghadirkan nuansa nostalgia, namun tetap dikemas dengan sentuhan modern agar relevan dan mudah diterima oleh pendengar masa kini.
Judul Perjumpaan dipilih bukan tanpa alasan, melainkan sebagai representasi artistik dari makna yang ingin disampaikan melalui setiap lirik dan komposisi musik dalam EP ini. Bagi Wijaya 80, setiap fase kehidupan selalu berawal dari sebuah pertemuan, baik perjumpaan dengan cinta, dengan perasaan diri sendiri, maupun dengan pengalaman hidup yang perlahan membentuk karakter seseorang. Seperti yang diungkapkan Erikson Jayanto, “Kami menamai album ini Perjumpaan karena semua kisah dalam hidup baik suka maupun duka selalu dimulai dengan sebuah perjumpaan”. Makna tersebut kemudian menjadi benang merah naratif EP ini, merangkum kisah-kisah emosional yang terasa dekat dan relevan bagi pendengar dari berbagai latar belakang. Melalui lagu-lagunya, Perjumpaan menggambarkan perjalanan perasaan manusia dari awal hingga akhir, seolah mengajak pendengar untuk berhenti sejenak, merenung, dan larut dalam nuansa nostalgia yang hangat.
EP Perjumpaan memuat enam lagu yang saling terhubung, masing-masing menghadirkan warna musikal dan spektrum emosi yang berbeda namun konsisten sebagai satu kesatuan. Dibuka dengan Anak Muda, Wijaya 80 langsung menyuguhkan energi yang segar dan bersemangat sebuah pernyataan awal yang dinamis dengan dominasi synth dan gitar bernuansa 80-an yang tetap terasa relevan bagi pendengar masa kini, diperkuat lirik santai yang efektif sebagai pengantar dunia Perjumpaan. Berlanjut ke Pemain Lama, harmoni vokal tampil lebih halus dengan aransemen yang kian kompleks, mengisahkan pengalaman masa lalu dan jejak hubungan yang membekas, di mana vokal Ardhito Pramono dan Hezky Joe berpadu elegan dalam balutan retro yang nostalgik tanpa terjebak pada sekadar tiruan.
Emosi mencapai puncaknya lewat Masih Ada Kamu yang dipilih sebagai focus track sebuah kisah tentang cinta dan harapan yang belum sepenuhnya usai, dikemas melalui melodi romantis dan instrumen hangat, kerap disebut sebagai pintu masuk terbaik untuk memahami keseluruhan konsep EP. Nuansa kemudian menggelap di Seharusnya Aku, sebuah elegi melankolis tentang penyesalan dan ketidakpastian relasi, dengan vokal bernuansa dan produksi matang yang menyeimbangkan keintiman lirik serta kompleksitas musik. Jangan Datang Lagi menghadirkan titik balik yang lebih introspektif dan dramatis; kesederhanaan produksinya justru memberi kejujuran emosional yang mentah, menjadikannya dekat bagi pendengar yang akrab dengan cerita perpisahan. EP ditutup oleh Terakhir Kali, sebuah refleksi tenang tentang finalitas hubungan bab terakhir yang menegaskan bahwa setiap perjumpaan memang berakhir, namun selalu meninggalkan jejak emosional yang sulit dilupakan.

Salah satu daya tarik utama Perjumpaan terletak pada keberhasilannya meramu estetika musik era 1980-an dengan pendekatan produksi modern tanpa mengaburkan jati diri musikalnya. Penggunaan elemen keyboard, synth, gitar, hingga pola ritme disusun sedemikian rupa sehingga menghadirkan nuansa yang akrab di telinga, namun tetap terasa segar dan relevan bagi pendengar masa kini. Pendekatan ini membuat Perjumpaan mampu menjembatani selera lintas generasi, memuaskan pendengar yang merindukan atmosfer musik klasik, sekaligus menarik minat generasi muda yang mencari warna musikal baru, inovatif, dan tidak monoton.
Secara keseluruhan, Perjumpaan melampaui fungsi sebagai sekadar EP perkenalan bagi Wijaya 80. Karya ini tampil sebagai pernyataan artistik yang solid, penuh karakter, dan sarat muatan emosional. Melalui EP ini, Wijaya 80 membuktikan bahwa perpaduan tiga musisi dengan latar belakang berbeda dapat menghasilkan sinergi kreatif yang kuat, menghadirkan musik yang tidak hanya nyaman didengar, tetapi juga memiliki kedalaman artistik.
Berbekal balutan nostalgia, aransemen yang digarap dengan cermat, lirik yang menyentuh, serta harmoni vokal yang terjaga, Perjumpaan pantas disebut sebagai salah satu rilisan penting dalam lanskap musik pop Indonesia tahun 2025. Bagi pendengar yang menyukai nuansa retro dengan sentuhan modern yang segar, setiap lagu di dalam EP ini menawarkan daya tarik dan pengalaman mendengarkan yang berkesan.





![Cerita di Balik Syuting Petualangan Sherina 2! [NGOBROL BARENG] Cerita di Balik Syuting Petualangan Sherina 2! [NGOBROL BARENG]](https://iswaranetwork.com/wp-content/uploads/2023/10/Cerita-di-Balik-Syuting-Petualangan-Sherina-2-NGOBROL-BARENG-180x135.webp)










