Bazaar ICONS Charity Gala 2025 kembali menjadi panggung gemerlap yang merayakan budaya Indonesia, kreativitas, dan aksi sosial dalam satu rangkaian acara ikonik. Diselenggarakan oleh Harper’s Bazaar Indonesia dan dipersembahkan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, acara ini berhasil menghadirkan malam yang sarat makna bagi dunia mode, seni, dan budaya tanah air. Melalui perpaduan penganugerahan tokoh inspiratif, pameran kebaya penuh sejarah, serta penampilan musisi nasional, gala ini menjadi simbol bagaimana budaya Indonesia dapat terus bersinar dalam balutan kreativitas modern.
Harper’s Bazaar Indonesia sukses menggelar Bazaar ICONS Charity Gala 2025 pada 14 November di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. Memasuki tahun ketiganya, gala ini tidak hanya mempertahankan standar kemewahan, namun juga memperluas ruang apresiasi terhadap figur-figur yang berkontribusi besar bagi lanskap kreatif Indonesia.
Sebagai bagian dari rangkaian global Bazaar ICONS yang diperkenalkan oleh Carine Roitfeld pada 2013, edisi Indonesia hadir dengan sentuhan lokal yang kuat. Tahun ini, gala memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh yang dianggap memainkan peranan penting dalam perkembangan seni, budaya, dan kreativitas negeri. Beberapa di antaranya adalah Amalia Wirjono, Anton Wirjono & Cynthia Wirjono, Christine Ay Tjoe, Chitra Subyakto, Kamila Andini, Isyana Sarasvati, dan Marsha Timothy nama-nama yang telah membawa karya Indonesia ke panggung nasional maupun internasional.

Ria Lirungan, Editor-in-Chief Harper’s Bazaar Indonesia, menegaskan bahwa pemilihan para ikon tahun ini berangkat dari visi untuk merayakan figur yang tidak sekadar berprestasi, tetapi juga memiliki karakter kuat serta dampak nyata di bidangnya. “Bazaar Indonesia memilih tokoh-tokoh berkarakter, excepcional, dan berprestasi yang melintasi bukan hanya gender, tetapi juga usia dan profesi yang semakin luas. Mereka adalah figur kebanggaan negeri”, ujarnya.
Tahun ini menjadi tahun kedua Bazaar ICONS Charity Gala berjalan bersama Bakti Budaya Djarum Foundation sebuah kolaborasi yang terbukti semakin memperkaya nilai budaya dalam gelaran ini. Kerja sama tersebut terasa semakin relevan setelah kebaya resmi dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 2024, hanya dua hari sebelum Bazaar ICONS Charity Gala diselenggarakan tahun lalu. Ria Lirungan menambahkan bahwa keselarasan visi antara Harper’s Bazaar Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation merupakan alasan kuat di balik keberlanjutan kolaborasi ini. “Bazaar bersyukur karena misi dan value untuk mengusung budaya tanah air ini sejalan dengan misi Bakti Budaya Djarum Foundation”, tuturnya. Komitmen itulah yang kemudian diwujudkan melalui pameran kebaya bertajuk “Kita Berkebaya”, sebuah persembahan artistik yang menjadi inti selebrasi budaya dalam gala tahun ini.
Pameran “Kita Berkebaya” menjadi salah satu sorotan utama dalam gala. Bakti Budaya Djarum Foundation menghadirkan lima belas kebaya istimewa yang masing-masing membawa cerita perjalanan perempuan Indonesia dari berbagai era. Koleksi ini tidak hanya memamerkan keindahan visual, tetapi juga merekam narasi sejarah, identitas, dan transformasi budaya. Beberapa karya yang mencuri perhatian antara lain:
- Kebaya velvet hitam karya Biyan yang dikenakan Marsha Timothy saat menerima penghargaan sebuah busana penuh karakter yang mengandung nilai sejarah personal dan nasional.
- Kebaya ikonis Jeng Yah yang mendadak populer melalui serial Gadis Kretek, menjadi representasi kuat dari identitas perempuan Jawa dalam medium visual modern.
- Busana “Sikepan” karya Iwan Tirta yang dikenakan Christine Hakim saat melangkah di red carpet Cannes, melambangkan kebanggaan budaya Indonesia di panggung internasional.

Tak berhenti pada memorabilia, pameran ini juga menampilkan interpretasi kontemporer kebaya dari desainer papan atas Indonesia, termasuk Eddy Betty, Sebastian Gunawan, Sapto Djojokartiko, TOTON, Auguste Soesastro, Denny Wirawan, dan Hian Tjen. Melalui eksplorasi tekstur, siluet, dan motif Nusantara, mereka menunjukkan bagaimana kebaya dapat terus berevolusi tanpa kehilangan akar budaya.
Koleksi pameran turut diperkaya oleh karya jenama modern seperti Sejauh Mata Memandang, DIBBA, ANW, dan Tangan Prive, yang menghadirkan perspektif kebaya yang lebih minimalis, urban, dan relevan bagi generasi muda. Dari busana yang sarat filosofi hingga karya modern yang praktis, pameran ini mengajak para tamu untuk memahami bahwa kebaya bukan sekadar pakaian, melainkan simbol perjalanan panjang identitas perempuan Indonesia.
Sebagai sebuah gala amal, Bazaar ICONS Charity Gala 2025 tidak hanya berfokus pada kemewahan atau pameran seni, tetapi juga membuka ruang bagi para tamu untuk berdonasi. Berbagai produk pilihan dari desainer, galeri seni, dan label lokal disediakan untuk dilelang, menciptakan kesempatan bagi pengunjung untuk turut terlibat dalam aksi sosial. Seluruh hasil donasi tahun ini akan disalurkan untuk mendukung pengembangan fasilitas umum PAUD di Merauke melalui Komunitas Ambiente. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dapat berjalan beriringan dengan kepedulian sosial, menjadikan gala ini lebih dari sekadar perayaan visual, tetapi juga gerakan yang memberi dampak langsung bagi masyarakat.
Selain penganugerahan dan pameran, suasana malam semakin hidup dengan penampilan musik yang dikurasi khusus untuk menghadirkan nuansa intim dan elegan. Vina Panduwinata, diva legendaris Indonesia, membawakan lagu-lagu penuh nostalgia yang membuat suasana ballroom terasa hangat dan menghanyutkan. Penampilan Rony Parulian, penyanyi muda yang tengah naik daun, memberi sentuhan segar yang menciptakan keseimbangan antara generasi. Tidak hanya musik, tarian tradisional dari Kitapoleng menambahkan dimensi budaya yang kuat. Gerakan ritmis yang berpadu dengan kostum tradisional menciptakan momen yang memikat dan mengingatkan tamu tentang keragaman seni Indonesia.

Malam kemudian ditutup oleh penampilan duo DJ lokal, Diskoria, yang berhasil menghadirkan energi selebrasi hingga menit terakhir. Dengan paduan musik retro dan sentuhan nasionalisme ringan yang menjadi ciri khas mereka, Diskoria memberi akhir yang sempurna untuk sebuah perayaan penuh makna.
Bazaar ICONS Charity Gala 2025 menunjukkan bahwa sebuah acara dapat menjadi ruang yang menyatukan banyak hal sekaligus penghargaan terhadap figur inspiratif, pelestarian budaya, pameran mode, musik, seni, serta aksi sosial. Melalui dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation, gala ini semakin kokoh dalam misinya mengangkat budaya Indonesia ke panggung yang lebih tinggi. Pameran “Kita Berkebaya” menjadi bukti nyata bahwa kebaya tetap relevan, terus berkembang, dan dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Sementara itu, rangkaian penghargaan dan donasi yang dilakukan menunjukkan komitmen untuk menguatkan ekosistem kreatif sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Dalam konteks yang lebih luas, gala ini menegaskan bahwa budaya Indonesia tidak hanya layak dirayakan, tetapi juga dijaga, dihidupkan, dan diperkenalkan kepada generasi berikutnya. Lewat kreativitas yang terus berkembang dan kolaborasi yang semakin kuat, budaya Nusantara akan selalu menemukan ruang untuk bersinar baik di panggung nasional maupun internasional. Bazaar ICONS Charity Gala 2025 pun menjadi pengingat bahwa Indonesia memiliki ekosistem seni, mode, dan budaya yang kaya. Dan selama ada komunitas yang terus mendorong pelestarian serta inovasi, seperti Harper’s Bazaar Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation, budaya Indonesia akan tetap hidup, bergerak, dan menginspirasi.





![Cerita di Balik Syuting Petualangan Sherina 2! [NGOBROL BARENG] Cerita di Balik Syuting Petualangan Sherina 2! [NGOBROL BARENG]](https://iswaranetwork.com/wp-content/uploads/2023/10/Cerita-di-Balik-Syuting-Petualangan-Sherina-2-NGOBROL-BARENG-180x135.webp)











