Inovasi di bidang pangan fungsional dan obat herbal terus berkembang di Indonesia, terutama di lingkungan perguruan tinggi. Salah satu contoh terbaru datang dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, yang berhasil mengembangkan permen gummy berbahan ekstrak daun sirsak (Annona muricata).
Selama ini, masyarakat lebih banyak mengenal sirsak dari sisi buahnya. Namun, ternyata bagian lain seperti daun juga memiliki potensi besar untuk kesehatan. Berangkat dari peluang tersebut, tiga mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang menghadirkan sebuah inovasi di bidang kesehatan. Mereka adalah Melki, Rajwa Atsala Vindramekka, dan Isna Rahmatika yang meneliti kandungan daun sirsak (Annona muricata). Daun ini diketahui mengandung senyawa alami bernama acetogenin yang dipercaya mampu menargetkan sel kanker secara selektif tanpa merusak sel sehat.
Lewat penelitian tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Udinus berhasil meraih medali emas dalam ajang Glocolis IYSA, sebuah kompetisi bergengsi yang diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA). Dalam lomba internasional yang digelar secara daring dan diikuti oleh peserta dari 16 negara, tim yang digawangi Melki dan kawan-kawan tampil unggul. Mereka mengajukan karya berjudul “Onco-GAnS: Gummy Innovation of Soursop Leaves (Annona Muricata) for Functional Anti-Cancer Support”.

Produk ini bukan sekadar camilan, tetapi diposisikan sebagai nutrasetikal dengan potensi antikanker. Dengan tekstur kenyal dan rasa manis, permen ini dirancang agar masyarakat lebih mudah menerima manfaat daun sirsak yang selama ini identik dengan ramuan pahit. Inovasi ini dilaporkan oleh humas Udinus dan berbagai media nasional, serta diapresiasi dalam ajang kompetisi ilmiah mahasiswa.
Sirsak adalah tanaman tropis yang mudah ditemui di Indonesia. Buahnya populer sebagai bahan minuman segar atau es campur, sementara daunnya telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, misalnya untuk menurunkan demam, mengatasi sakit perut, hingga diyakini memiliki khasiat antitumor.
Penggunaan daun sirsak sebagai obat herbal telah diwariskan secara turun-temurun. Ramuan rebusan daun sirsak sering direkomendasikan dalam pengobatan tradisional Jawa dan masyarakat Melayu. Namun, cara konsumsi ini sering dianggap kurang praktis karena rasanya pahit dan aromanya cukup kuat.
Seiring berkembangnya riset farmakologi, ilmuwan menemukan bahwa daun sirsak mengandung kelompok senyawa annonaceous acetogenins. Senyawa ini memiliki aktivitas sitotoksik yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dalam uji laboratorium. Studi juga menunjukkan adanya efek antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba.
Beberapa hasil riset penting menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki potensi antikanker. Pada uji in vitro, ekstrak ini mampu menghambat proliferasi berbagai jenis sel kanker seperti kanker payudara, prostat, hati, dan kolon. Studi pada hewan juga memperlihatkan bahwa ekstrak daun sirsak dapat menurunkan pertumbuhan tumor pada tikus. Selain itu, kandungan fenolik yang tinggi memberikan aktivitas antioksidan yang membantu menangkal radikal bebas penyebab karsinogenesis. Namun, meski temuan tersebut cukup menjanjikan, perlu ditekankan bahwa hingga saat ini belum ada uji klinis besar pada manusia yang benar-benar bisa memastikan efektivitas dan keamanan daun sirsak sebagai terapi kanker.
Ketiga mahasiswa Udinus melihat celah bagaimana menjembatani manfaat daun sirsak agar lebih praktis, enak, dan mudah diterima masyarakat, sehingga terciptalah ide formulasi dalam bentuk permen gummy. Proses pembuatannya dimulai dengan ekstraksi daun sirsak untuk memperoleh senyawa aktif seperti acetogenins dan flavonoid. Selanjutnya, ekstrak tersebut diformulasikan ke dalam basis gummy dengan campuran gelatin atau pektin, gula, dan perasa buah agar menghasilkan tekstur kenyal serta rasa manis yang disukai konsumen.
Setelah itu dilakukan uji organoleptik untuk menilai rasa, warna, dan tekstur, sehingga produk bisa diterima dengan baik. Pada tahap awal riset, tim juga melakukan uji aktivitas antioksidan untuk memastikan senyawa aktif tetap stabil meski telah diformulasi ke dalam bentuk permen gummy. Inovasi ini memiliki sejumlah keunggulan, mulai dari praktis dikonsumsi, dosis yang lebih terukur, hingga tampilan menarik yang membuat masyarakat lebih mudah menerima produk herbal berbasis sirsak.
Permen gummy berbahan ekstrak daun sirsak memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya lebih mudah diterima masyarakat. Produk ini jauh lebih praktis karena konsumen tidak perlu lagi merebus daun atau menelan kapsul. Selain itu, setiap gummy dapat diformulasi dengan kandungan ekstrak tertentu sehingga dosisnya lebih terukur. Bentuknya yang menyerupai camilan juga membuat produk ini lebih ramah bagi konsumen muda, terutama remaja dan anak-anak yang cenderung menyukai permen kenyal dengan rasa manis. Tak hanya itu, dengan mengganti gelatin menggunakan pektin, permen gummy ini juga berpotensi menjangkau pasar halal maupun vegan sehingga dapat dinikmati oleh lebih banyak kalangan.
Selain memiliki potensi antikanker, penelitian juga menunjukkan bahwa daun sirsak menyimpan berbagai manfaat kesehatan lainnya. Kandungan antioksidan yang tinggi mampu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara sifat antiinflamasi membantu menurunkan peradangan yang relevan untuk penyakit kronis seperti artritis. Ekstrak daun sirsak juga terbukti memiliki aktivitas antimikroba, baik antibakteri maupun antijamur, yang semakin memperkaya khasiatnya.
Beberapa studi bahkan menemukan potensi daun sirsak dalam menurunkan tekanan darah sehingga bermanfaat sebagai antihipertensi, serta efek antidiabetik yang terbukti pada uji laboratorium melalui penurunan kadar gula darah pada model hewan. Dengan berbagai manfaat tersebut, permen gummy berbasis daun sirsak tidak hanya berfungsi sebagai suplemen antikanker, tetapi juga berpotensi menjadi produk kesehatan multifungsi yang mendukung gaya hidup sehat masyarakat.
Meski inovasi permen gummy berbahan ekstrak daun sirsak ini menarik, ada sejumlah tantangan regulasi dan aspek keamanan yang perlu diperhatikan. Hingga kini, klaim antikanker daun sirsak belum terbukti pada manusia melalui uji klinis skala besar, sehingga produk ini lebih tepat diposisikan sebagai suplemen kesehatan atau nutrasetikal, bukan sebagai obat kanker. Dari sisi keamanan, konsumsi berlebihan senyawa acetogenins, khususnya annonacin, dikaitkan dengan risiko neurotoksisitas yang dapat memicu parkinsonisme atipikal pada beberapa populasi.
Selain itu, ekstrak daun sirsak berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti antihipertensi atau kemoterapi, dan sampai saat ini belum ada standar dosis aman yang berlaku secara universal. Dari sisi regulasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga memiliki aturan ketat terkait suplemen herbal. Produk seperti gummy daun sirsak harus melalui serangkaian uji keamanan, uji stabilitas, serta pembuktian klaim ilmiah sebelum bisa dipasarkan secara resmi kepada masyarakat.
Inovasi permen gummy daun sirsak memberikan dampak positif bagi mahasiswa, kampus, maupun industri. Bagi mahasiswa, karya ini membuktikan bahwa mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mampu menerapkan riset untuk memecahkan masalah nyata. Selain prestasi akademik, mereka juga mendapatkan pengalaman berharga dalam bidang penelitian, kewirausahaan, dan kerja tim.
Bagi kampus, Udinus berhasil memperkuat reputasinya sebagai institusi pendidikan yang mendorong inovasi di bidang kesehatan, farmasi, dan teknologi pangan. Publikasi mengenai temuan ini turut meningkatkan daya tarik Udinus di mata calon mahasiswa. Sementara itu, bagi industri, produk gummy daun sirsak dapat menjadi prototipe pengembangan industri nutrasetikal lokal. Dengan strategi branding yang tepat, produk berbasis herbal Indonesia berpotensi bersaing di pasar global, mengikuti tren vitamin gummy yang tengah populer di Eropa dan Amerika.
Inovasi mahasiswa Udinus dalam mengolah daun sirsak menjadi permen gummy antikanker adalah contoh inspiratif bagaimana sains, kreativitas, dan kebutuhan masyarakat bisa bertemu dalam satu produk.
Meski potensi daun sirsak sebagai antikanker cukup didukung oleh riset laboratorium, klaim medis untuk manusia masih membutuhkan bukti kuat melalui uji klinis. Namun, dengan pendekatan yang hati-hati, permen gummy ini bisa menjadi pintu masuk bagi pengembangan nutrasetikal berbasis kearifan lokal di Indonesia.
Produk ini bukan hanya tentang kesehatan, tetapi juga tentang transformasi riset kampus menjadi inovasi nyata yang berpotensi menggerakkan industri kreatif, meningkatkan nilai tambah bahan lokal, dan membuka peluang bisnis masa depan.