Resmi, Erick Thohir Jabat Menpora Setelah Serah Terima dengan Dito Ariotedjo

0
0
Sumber: Media Indonesia

Erick Thohir resmi dilantik sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan Dito Ariotedjo. Serah terima jabatan berlangsung di Wisma Kemenpora, Jakarta, Kamis siang, dan disaksikan oleh sejumlah tokoh penting, termasuk mantan Menpora serta perwakilan organisasi kepemudaan dan olahraga nasional. Momen ini menandai babak baru dalam arah kebijakan kepemudaan dan olahraga Indonesia.

Pergantian Menpora ini dilakukan setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan reshuffle Kabinet Merah Putih. Dalam reshuffle tersebut, Erick Thohir ditunjuk menggantikan Dito Ariotedjo yang telah menjabat Menpora sejak April 2023.

Erick Thohir bukanlah nama baru dalam pemerintahan. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri BUMN pada era Presiden Joko Widodo. Selain dikenal sebagai pengusaha sukses dan pemilik klub olahraga internasional, Erick juga memiliki rekam jejak panjang dalam mengelola event olahraga berskala besar, termasuk suksesnya Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

Dengan latar belakang tersebut, penunjukan Erick Thohir sebagai Menpora dianggap strategis. Pemerintah berharap Erick mampu membawa semangat baru, memperkuat peran pemuda, sekaligus meningkatkan prestasi olahraga Indonesia di kancah global.

Acara serah terima jabatan berlangsung khidmat dan penuh rasa kekeluargaan. Erick Thohir tiba di Wisma Kemenpora sekitar pukul 10.30 WIB dengan mengenakan batik resmi, lalu disambut oleh jajaran pejabat Kemenpora. Sekitar pukul 11.00 WIB, acara sertijab dimulai dengan pidato perpisahan dari Dito Ariotedjo yang mengenang masa jabatannya yang penuh dinamika serta memberikan apresiasi kepada seluruh pegawai dan mitra kerja Kemenpora.

Ia menekankan bahwa banyak program yang dijalankan merupakan hasil kerja kolektif, bukan hanya peran individu. Dalam acara tersebut hadir sejumlah tokoh penting, termasuk Hayono Isman (Menpora 1993–1998), Andi Mallarangeng (Menpora 2009–2012), Roy Suryo (Menpora 2013–2014), dan Zainuddin Amali (Menpora 2019–2023). Kehadiran para mantan Menpora tersebut menjadi simbol kesinambungan sekaligus dukungan moral terhadap pembangunan olahraga dan kepemudaan di Indonesia.

Dalam sambutan perdananya, Erick Thohir menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan Presiden serta ucapan terima kasih kepada Dito Ariotedjo atas dedikasi selama menjabat. Ia menegaskan bahwa Kemenpora harus menjadi rumah bagi semua pemuda tanpa membedakan latar belakang, organisasi, maupun asal daerah. Erick juga menyebut akan melanjutkan blueprint kebijakan yang sudah ada, namun dengan evaluasi agar program lebih efektif dan berfokus pada hasil nyata, bukan sekadar seremoni. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pemuda adalah pilar masa depan bangsa sehingga Kemenpora harus hadir membangun karakter generasi muda yang berani bermimpi, berprestasi, dan cinta tanah air.

Menurutnya, olahraga bukan hanya soal prestasi, melainkan sarana persatuan bangsa yang tidak boleh dicampuri politik sektoral yang memecah belah. Erick juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas kementerian seperti Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, hingga Kementerian Pariwisata, agar program kepemudaan dan olahraga dapat berjalan lebih efisien dan memberikan dampak luas bagi masyarakat.

Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga

Dalam pidato perpisahannya, Dito Ariotedjo menyatakan rasa lega karena digantikan oleh sosok yang ia sebut sudah matang dalam dunia olahraga. Ia menilai Erick Thohir memiliki pengalaman panjang dan relevan, mulai dari kepemilikan klub olahraga internasional hingga keberhasilan dalam mengelola event besar seperti Asian Games.

Dito juga mengungkapkan beberapa refleksi selama masa jabatannya, antara lain banyak belajar mengenai birokrasi dan manajemen sumber daya manusia, serta merasa bangga dengan kebijakan peningkatan tunjangan kinerja bagi pegawai Kemenpora. Ia menilai Erick akan melanjutkan estafet kepemimpinan dengan gaya yang tegas, bahkan mungkin lebih galak dibanding dirinya. Dengan nada emosional, Dito menutup pidatonya dengan ucapan terima kasih kepada seluruh staf dan pihak eksternal yang telah mendukung program-program Kemenpora selama masa kepemimpinannya.

Erick Thohir, yang lahir di Jakarta pada 30 Mei 1970, dikenal sebagai pengusaha dan investor di berbagai bidang, termasuk media, olahraga, dan perbankan. Ia pernah menjadi pemilik klub sepak bola internasional seperti Inter Milan dan DC United, serta dipercaya sebagai Ketua Panitia Asian Games 2018 yang sukses digelar di Jakarta dan Palembang. Pada periode 2019–2024, Erick menjabat sebagai Menteri BUMN dan berhasil membawa sejumlah transformasi besar di sektor tersebut. Reputasinya dikenal sebagai sosok visioner dengan jaringan internasional yang luas serta kemampuan mengelola event besar dengan sukses. Dengan latar belakang tersebut, Erick diharapkan mampu meningkatkan prestasi olahraga Indonesia sekaligus memberdayakan pemuda agar siap bersaing di era globalisasi.

Sebagai Menpora baru, Erick Thohir dihadapkan pada sejumlah tantangan besar yang menuntut perhatian serius. Di bidang olahraga, Indonesia dituntut untuk meraih lebih banyak prestasi di level Asia maupun dunia dengan target utama Olimpiade 2028 di Los Angeles. Selain itu, konflik internal di berbagai federasi olahraga yang kerap menghambat pembinaan atlet menuntut Erick untuk tampil sebagai mediator yang adil.

Perhatian terhadap kesejahteraan atlet juga masih menjadi isu penting, sehingga diperlukan skema jangka panjang yang tidak hanya berhenti pada pemberian bonus sesaat. Di sisi lain, generasi muda Indonesia menghadapi tantangan globalisasi, disrupsi teknologi, hingga isu pengangguran, yang menuntut Kemenpora untuk menjadi motor penggerak inovasi kepemudaan. Tak kalah penting, Erick juga dituntut mampu mengelola anggaran negara secara efisien di tengah keterbatasan APBN, termasuk menjalin kerja sama strategis dengan sektor swasta agar program kepemudaan dan olahraga dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.

Pergantian Menpora memunculkan beragam reaksi dari masyarakat, dengan sebagian besar pihak menyambut positif penunjukan Erick Thohir karena rekam jejaknya yang solid di dunia olahraga. Dari kalangan atlet, muncul harapan besar agar Erick mampu menghadirkan perubahan nyata, khususnya dalam penyediaan fasilitas latihan yang lebih memadai, program pembinaan yang berkelanjutan, serta transparansi dalam pengelolaan federasi olahraga. Sementara itu, organisasi kepemudaan menaruh ekspektasi agar Erick membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi generasi muda, sehingga Kemenpora benar-benar menjadi wadah inklusif, bukan hanya untuk kelompok tertentu.

Dari sisi politik, penunjukan Erick Thohir sebagai Menpora dapat dibaca sebagai langkah strategis Presiden Prabowo untuk memperkuat dukungan sekaligus memastikan kementerian strategis ditempati sosok dengan reputasi internasional. Erick dinilai mampu menghadirkan citra positif bagi pemerintahan, terutama di kalangan pemuda, yang menjadi salah satu kelompok penting dalam periode awal pemerintahan Prabowo-Gibran.

Serah terima jabatan dari Dito Ariotedjo ke Erick Thohir menandai fase baru dalam kepemimpinan Kemenpora. Erick Thohir membawa pengalaman, jaringan, dan visi besar untuk mengangkat olahraga sekaligus memberdayakan pemuda Indonesia.

Tantangan yang dihadapi tentu tidak ringan: dari prestasi olahraga, kesejahteraan atlet, pemberdayaan pemuda, hingga efisiensi anggaran. Namun publik menaruh harapan besar bahwa Erick mampu menjadikan Kemenpora lebih solid, transparan, dan berdampak nyata bagi bangsa.

Dengan sinergi antara pemerintah, organisasi olahraga, pemuda, dan masyarakat, kepemimpinan Erick Thohir di Kemenpora bisa menjadi momentum emas menuju Indonesia yang lebih berprestasi dan bersatu.