Jakarta (27/03) Massa dari ojek online melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2018).
Sejumlah tuntutan disampaikan oleh massa ojek online yang tergabung dari tiga aplikasi, Go-Jek, GrabBike, dan Uber Juru bicara aksi, Einstein Dialektika, mengatakan, para pengemudi menuntut agar perusahaan aplikasi menaikan tarif yang saat ini diarasa sangat “mencekik” para pengemudi.
Einstein mengatakan, saat ini tarif yang diterapkan di bawah Rp 2.000 per km. Para pengemudi menginginkan agar tarif dinaikan menjadi Rp 4.000 per km.
“Tarifnya kami ingin dirasionalisasikan. Kami ingin dikembalikan seperti awal 2015 sebesar Rp 4.000 per km,” ujar Einstein di lokasi.
Einstein mengatakan, para pengemudi telah mengkomunikasikan permintaan tersebut kepada perusahaan. Namun, hingga saat ini perusahaan tidak pernah merespons.
Perwakilan Ojol Diterima Presiden Jokowi
Lima orang perwakilan driver ojek online (ojol) mengeluhkan tarif yang kelewat murah kepada Presiden Joko Widodo. Driver ojol mengusulkan tarif sebesar Rp 2.500 per kilometer.
“Usulnya jadi Rp 2.500 per kilometer,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).
Menurut Menhub, tarif yang diberlakukan saat ini terlalu murah. Tarif itu disebut merugikan driver.
“(Mereka mengeluh) tarifnya kemurahan, sekarang itu Rp 1.600 per kilometer. Jadi 6 kilometer itu baru dapat Rp 10.000. Jadi mereka merasa kurang,” tutur Budi.
Budi menuturkan para driver ojol akan kembali melakukan mediasi. Mediasi akan digelar pada Rabu (28/3) di Kemenhub.
“Tadi pengemudi ojek online sudah diterima dan rencananya akan melakukan mediasi besok jam 16.00 WIB,” ujar Budi.
Setelah bertemu Jokowi, perwakilan driver ojol menemui massa yang menunggu di depan Istana.
[teks timnewsroom/berbagai sumber]