Jakarta (14/1) Selesainya proyek mass rapid transit atau MRT di tahun 2016, tidak akan menjamin  pengurangan persoalan kemacetan di Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto ditemui di Balaikota Jakarta hari ini mengatakan “harus ada upaya drastis dan pengorbanan dari seluruh komponen masyarakat.” Salah satunya dengan pembatasan jam operasional truk di jalan tol di Jakarta. Hal ini sempat dikeluhkan sejumlah pengusaha. Menurut Prijanto, meski menuai protes dari kalangan pengusaha di Jakarta kebijakan pembatasan operasi angkutan truk tronton tetap akan dilakukan. Ia menambahkan, pengaturan penggunaan jalan perlu dilakukan mengingat rasio kecukupan jalan yang tidak sesuai dengan jumlah kendaraan. Tidak hanya pengaturan jam operasional angkutan truk pengaturan jam masuk sekolah dan rencana pengaturan jalan berbayar atau erp juga dilakukan untuk mengatasi kemacetan. Sebelumnya, Ketua DPD Organda DKI Angkutan Khusus Pelabuhan Gumilang Tarigan di Jakarta kemarin mengatakan kebijakan  pembatasan operasional truk ini selain mengganggu proyek impor dan ekspor juga merugikan pengusaha container dari biasanya satu rit per hari menjadi satu rit per tiga hari. Tarigan menambahkan kerugian pengusaha kontainer minimal 14 miliar rupiah. Pembatasan operasional kontainer dan angkutan berat lainnya mulai jam  10 malam sampai  5 pagi rencananya diberlakukan Maret 2011 dengan tahapan  sosialisasi di bulan januari dan februari 2011. (dea/mrb)