Sejumlah perajin batik jumput di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, mengandalkan motif batik campuran untuk membidik pasar domestik. Motif batik campuran merupakan gabungan antara batik jumput dengan batik tulis.
Rani, pendiri komunitas perajin batik jumput Batikan, Desa Tahunan, di Yogyakarta mengatakan motif batik campuran sebagai motif andalan diharap mampu meningkatkan daya saing pemasaran di tingkat nasional.
Menurutnya, saat ini persaingan batik jumput di pasar domestik semakin menguat. “Karena itu, tentunya perlu ada ide-ide baru untuk meningkatkan daya tarik serta memperluas pasar batik jumput Tahunan,” kata Rani menjelaskan.
Sampai saat ini belum ada yang berani mengekspor motif batik campuran karena masih fokus penjualan lokal Yogyakarta dan beberapa kota besar lainnya seperti Bali, Jakarta, Medan dan Lampung. Penjualan pun masih dilakukan secara online.
Mengingat proses pembuatannya lebih rumit, menurut dia batik motif campuran harganya lebih mahal dibanding batik jumput biasa. Paling murah Rp 500 ribu per lembar.
Sementara itu, harga pasaran kain batik dengan lebar dua meter dijual dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu per lembar.
Sumber: Antara